Hubungan Tingkat Keparahan Cedera Otak dengan Petanda Inflamasi pada Pasien Cedera Otak Traumatik di RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat

Authors

  • Rohadi FNU Faculty of Medicine, Universitas Mataram
  • Bambang Priyanto
  • Januarman FNU
  • Sigit Kusdaryono

DOI:

https://doi.org/10.29303/jku.v6i2.115

Keywords:

head injury, inflammation marker, clinical outcome

Abstract

Latar Belakang: Cedera otak masih merupakan masalah kesehatan utama dengan konsekuensi sosial ekonomi yang serius. Di negara berkembang seperti Indonesia, perkembangan ekonomi dan industri memberikan dampak insidensi cedera otak cenderung semakin meningkat. Respon inflamasi setelah cedera sistem saraf pusat sebagai dasar terjadinya implikasi secara klinis dan pada akhirnya berpengaruh pada outcome klinis pasien.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang dengan mengambil sampel penelitian pasien cedera otak dan dilakukan uji tes dua sampel bebas untuk membuktikan hubungan tingkat keparahan cedera otak dengan petanda inflamasi.
Hasil: Dari 45 subjek penelitian didapatkan data laki-laki 32 (71,1%) orang, perempuan 13 (28,9%) orang. Rata-rata umur pasien cedera otak 34 tahun dengan diagnosis Cedera Otak Ringan 31,1%, Cedera Otak Sedang 40%, dan Cedera Otak Berat 28,9%. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat keparahan cedera otak dengan peningkatan C-reactive protein dan Laju Enap Darah, yaitu nilai p < 0,001 dalam uji non-parametrik Kruskall Wallis. Kasus meninggal dari seluruh subjek penelitian 4 orang.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat keparahan cedera otak dengan peningkatan C-reactive protein dan Laju Enap Darah namun tidak bermakna dengan peningkatan lekosit.

References

1. Faden AI. Neuroprotection and Traumatic Brain Injury. Arch Neurol. 2001;58(10):1553–1555.
2. Kraus JF, McArthur DL. Epidemiology of brain injury. Neurology and trauma. 1996;2:13–29.
3. Critchley G, Memon A. Epidemiology of Head Injury in head injury: a multidisciplinary approach, ed. Peter C. Whitfield, Elfyn O. Thomas, Fiona Summers,
Maggie Whyte and Peter J. Hutchinson. Cambridge University Press; 2009.
4. Bajamal AH, Rahatta NM, Parenrengi MA, Turchan A, Hamzah, Wahyudi W. Pedoman Tatalaksana Kasus Neurotrauma. Tim Neurotrauma RS Dr Soetomo.
2007;.
5. Gillessen T, Budd SL, Lipton SA. Excitatory amino acid neurotoxicity. In: Molecular and Cellular Biology of Neuroprotection in the CNS. Kluwer Academic/Plenum Publishers. New York. USA; 2002. p. 3–40.
6. Hsu C, Hu Z, Doster S. Cell-mediated injury. Neurotrauma New York: McGraw-Hill. 1996;p. 1433–1444.

Published

2018-02-13

How to Cite

FNU, R., Priyanto, B., FNU, J., & Kusdaryono, S. (2018). Hubungan Tingkat Keparahan Cedera Otak dengan Petanda Inflamasi pada Pasien Cedera Otak Traumatik di RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jurnal Kedokteran, 6(2), 1–4. https://doi.org/10.29303/jku.v6i2.115

Issue

Section

Research