Respon Respon Imun Bawaan 18β-Glycyrrhetinic Acid (GRA) sebagai Imunomodulator dalam Leishmaniasis

Mekanisme GRA dalam sistem imun seluler

Authors

  • Erly sulistanti Universitas Mataram
  • Amalia Ulya Rohim Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
  • Husnul Ma’rifah Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
  • Siti Muhsonah Oktaviana Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

DOI:

https://doi.org/10.29303/jku.v8i3.352

Keywords:

Leishmaniasis; 18β-Glycyrrhetinic Acid (GRA); innate immunity

Abstract

Leishmaniasis merupakan suatu penyakit akibat infeksi parasit genus Leishmania melalui gigitan lalat pasir betina yang mengakibatkan penurunan sistem imun tubuh. Kasus Leishmaniasis setiap tahun sebesar 2.000.000 kasus. Review jurnal ini bertujuan untuk mengilustrasikan gambaran mengenai mekanisme 18β-Glycyrrhetinic Acid (GRA) sebagai antileishmaniasis. GRA dari akar manis memiliki aktivitas sebagai imunomodulator pada Leishmaniasis. Metode yang digunakan berupa telaah literatur ilmiah baik dalam database elektronik dari tahun 1990 hingga 2009 (NCBI, Google Cendekia, Google Search) maupun buku dengan kata kunci Leishmaniasis, 18β-Glycyrrhetinic Acid, imunitas bawaan, sitokin dan mekanisme GRA sebagai antileishmaniasis. GRA dari akar manis sebagai imunomodulator berpotensi menjadi agen antileishmaniasis. Mekanisme kerja GRA yaitu berperan dalam produksi sitokin proinflamasi (IL-12, TNF- α, IFN- γ) dan NO untuk membantu stimulasi makrofag. Pada imunitas bawaan seluler terjadi aktivasi jalur NFkB dan MAPK oleh senyawa GRA sehingga mampu memproduksi sitokin proinflamasi. Pada imunitas bawaan seluler, Lipofosfoglikan menyebabkan infeksi MFs sehingga terjadi penghambatan produksi NO, tetapi GRA memproduksi metabolit oksidatif berupa NO yang menghambat kerja Lipofosfoglikan sehingga antigen yang terikat reseptor sel B akan mengaktivasi komplemen untuk membantu opsonisasi. Aktivitas imunomodulator GRA pada kedua lengan imunitas bawaan diperoleh dengan aktivasi jalur NFkB yang berkorelasi dengan peningkatan aktivasi MAPK sehingga sitokin proinflamasi dan NO dapat diproduksi dalam Leishmaniasis.

References

1. Widana IDKK and Abimanyu H. Urgensi Pencegahan dan Pengendalian Risiko Infeksi Leishmaniasis atas Kontingen Garuda di Lebanon. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. 2019;18(1):35-39.

2. Hendrickx S, et al. Evaluating Drug Resistance in Visceral Leishmaniasis: The Challenges. Journal of Parasitology. 2016;145(2018):453.

3. Croft SL, Shyam S, Alan HF. Drug Resistance in Leishmaniasis. Clinical Microbiology Reviews. 2006;19(1): 112.

4. Gupta P, Aindita, U, and Pijush KD. Bioactive Component of Licorice an Antileishmanial Agent. INTECH. 2016:150-157.

5. Nurmala R and Bandung V. 24 Herbal Legendaris untuk Kesehatan Anda. Eka Media Komurindo, Jakarta; 2012.

6. Schoolary Editions. Issues in General Food Reserch: 2011 Edition. Schoolary Editions, Atlanta; 2011.

7. Ukil A, et al. Curative Effect of 18β-Glycyrrhetinic Acid in Experimental Visceral Leishmaniasis Depends on Pjosphatase-Depend Modulation of Cellular MAP Kinase. Plos One. 2011;6(12):2.

8. Geiger, et al. Escaping Deleterious Immune Response in Their Hosts: Lesson From Trypanosomatids, Frontiers in Immunology. 2016;7(212):8-10.

Published

2019-01-06

How to Cite

sulistanti, E., Rohim, A. U. ., Ma’rifah, H. ., & Oktaviana, S. M. . (2019). Respon Respon Imun Bawaan 18β-Glycyrrhetinic Acid (GRA) sebagai Imunomodulator dalam Leishmaniasis: Mekanisme GRA dalam sistem imun seluler. Jurnal Kedokteran, 8(4), 24. https://doi.org/10.29303/jku.v8i3.352

Issue

Section

Literature Review