Faktor Risiko Reaksi Erythema Nodosum Leprosum di RSUD Patut Patuh Patju Tahun 2016-2020

Authors

  • Eva Aguswulandari Suwito
  • Farida Hartati

DOI:

https://doi.org/10.29303/jku.v11i1.649

Keywords:

Erythema Nodosum Leprosum, reaksi kusta tipe 2, faktor risiko

Abstract

Latar belakang: Morbus Hansen (MH) atau penyakit kusta merupakan penyakit infeksi pada kulit yang bersifat kronis, disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Terdapat dua jenis reaksi kusta yaitu tipe Reversal dan tipe Erythema Nodosum Leprosum  (ENL). ENL merupakan komplikasi penyakit kusta berupa reaksi hipersensitivitas tipe III dengan peradangan akut karena respon berlebihan tubuh terhadap M. leprae. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya reaksi ENL pada pasien MH. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik menggunakan data sekunder yang diperoleh dari catatan rekam medis pasien MH yang berkunjung ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Patut Patuh Patju selama tahun 2016 – 2020. Penelitian ini menggunakan desain case control dengan jumlah sampel 40 pasien MH yang dibagi menjadi 20 pasien kelompok kasus (pasien yang mengalami reaksi ENL) dan 20 pasien kelompok kontrol (pasien tidak mengalami reaksi ENL). Pengolahan data dilakukan dengan cara univariat dan bivariat untuk melihat faktor risiko apa saja yang berpengaruh terhadap kejadian ENL. Hasil: Faktor yang secara signifikan berpengaruh terhadap terjadinya ENL yaitu jenis kelamin (p=0,023), koinfeksi dengan penyakit lain (p=0,030), Indeks Bakteri ?2+ (p=0,044), serta usia (p=0,048).

References

1. Luh Putu V C S, I Gusti K D. Prevalensi dan Karakteristik Penderita Reaksi Kusta Tipe 1 di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Sanglah Periode Januari – Desember 2014: E-Jurnal Medika, VOL. 7 NO.11. 2018
2. Wisnu IM, Sjamsoe-Daili ES, Menaldi SL. Dalam:Menaldi SL SW, Bramono K, Indriatmi W, penyunting. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-7 Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2019.h.87-102.
3. Wolff Klaus, Johnson Richard Alen, Saavedra Arturo P, Roh Ellen K. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. Eighth edition. New York : Mcgraw - hill Education, 2017. p.574.
4. Kementerian Kesehatan. Infodatin: Hapuskan stigma dan diskriminasi terhadap kusta. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.2018.
5. Anggraini Tiara S. G, Fifa Argentina, Subandrate. Hubungan Faktor Risiko dengan kejadian Erythema Nodosum Leprosum (ENL) di RSUP DR Mohammad Hoesin Palembang. Majalah Kedokteran Sriwijaya, Th. 51 Nomor 2,April 2019.
6. Kora, B. Faktor Risiko Kejadian Penyakit Kusta Di Wilayah Kerja Puskesmas Saumlaki Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2010-2011. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2016. 9(4):236–242.
7. Prawoto. Faktor – Factor Risiko yang Berpengaruh terhadap Terjadinya Reaksi Kusta. 2008
8. Ranque B, Thuc V.N, Thai H.V, Huong T.N, Ba N.N, Khoa X.P, Schurr E, Age is an Important Risk Faktor for Onset and sequele of Reversal Reactions in Vietnamese Patients with Leprosy, 2004 ; 33-9.
9. Motta A.C. F, Pereira K. J. Tarqionio D. C. Vieira M B, Miyake K, Foss N T. Leprosy Reactions: Coinfections as a Possible Risk Factor.Brazil: 2012.

Downloads

Published

2022-03-31

How to Cite

Suwito, E. A., & Farida Hartati. (2022). Faktor Risiko Reaksi Erythema Nodosum Leprosum di RSUD Patut Patuh Patju Tahun 2016-2020. Jurnal Kedokteran, 11(1), 812–815. https://doi.org/10.29303/jku.v11i1.649

Issue

Section

Research