CORRELATION BETWEEN WAIST CIRCUMFERENCE AND BLOOD PRESSURE IN PATIENTS OF CARDIOLOGY DEPARTMENT
POLICLINIC IN GENERAL PROVINCE HOSPITAL
OF� WEST NUSA TENGGARA
Sani Solihatul Fitri, Yusra Pintaningrum, Rifana
Cholidah
Fakultas Kedokteran
Universitas Mataram
Background: The prevalence of obesity continues to increase. Obesity is one of the risk factor of
cardiometabolic diseases such as diabetes,
hypertension, dislypidemia,
and
coronary
heart
disease.
Waist
circumference is one of the method that is used for anthropometric measurements of the body which can be used as a
screening for obesity.
Objective: To determine the correlation between waist circumference and blood pressure in patients of
cardiology department policlinic in general province hospital of West Nusa Tenggara.
Method: This study was an observational research
with cross sectional design. Samples were taken by
consecutive sampling. Respondents of this study were
patients
aged
25 years
or over in cardiology department policlinic at general province hospital of west nusa tenggara. Subjects that meets the inclusion and exclusion criteria had their blood pressure and waist
circumference measured. The collected data were statistically
tested using Spearman correlation test.
Result: The statistical analysis indicated a
significant
association
between waist
circumference and
systolic and
diastolic
blood pressure (p<0,05).� A positive
correlation
was found between waist
circumference and
systolic and
diastolic
blood pressure. The strength of the correlation
between waist
circumference and
systolic and
diastolic
blood pressure was moderate (R=0,509; R=0,459).
Conclusion: There is a relationship
between waist
circumference and
systolic and
diastolic
blood pressure
Key words: Waist
circumference, systolic blood pressure, diastolic
blood pressure
HUBUNGAN
LINGKAR
PINGGANG
DENGAN
TEKANANAN
DARAH PADA PASIEN
POLI JANTUNG
RSUP NTB
Sani Solihatul Fitri, Yusra Pintaningrum, Rifana
Cholidah
Latar
belakang: Prevalensi
obesitas terus mengalami
peningkatan. Obesitas merupakan
salah satu
faktor risiko terjadinya
penyakit kardiometabolik seperti diabetes, hipertensi,
dislipidemia,
dan penyakit jantung koroner. Lingkar pinggang merupakan
salah satu
metode pengukuran
antropometri tubuh yang dapat digunakan
sebagai skrining obesitas.
Tujuan:
Untuk mengetahui
hubungan lingkar pinggang dengan tekanan
darah pada pasien
poli jantung RSUP NTB.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan
desain cross sectional. Sampel
diambil dengan teknik
consecutive sampling.
Subjek dalam penelitian ini adalah Pasien
Poli jantung RSUP NTB yang lebih dari sama dengan 25 tahun. subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diukur tekanan
darah dan
lingkar pinggang. Data
yang terkumpul diuji
secara statistik dengan uji korelasi Spearman
Hasil: Hasil analisis statistik� menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara
lingkar pinggang dengan tekanan
darah sistolik dan diastolik (p< 0,05). Didapatkan adanya
korelasi yang positif antara lingkar pinggang dengan tekanan
darah sistolik dan diastolik. Adapun
kekuatan korelasi antara
lingkar pinggang dengan tekanan
darah sistolik dan diastolik adalah sedang (R=0,509 ; R=0,459).
Kesimpulan: Terdapat
hubungan antara lingkar pinggang dengan tekanan
darah sistolik dan diastolik.
Kata kunci: Lingkar pinggang, tekanan
darah sistolik, tekanan darah diastolik.
Pendahuluan
Menurut
WHO tahun 2006 terdapat sekitar 1,6 miliar penduduk dewasa memiliki berat badan
berlebih atau� overweight, dan sedikitnya 400
juta penduduk dewasa mengalami obesitas. WHO juga memperkirakan pada tahun 2015
sekitar 2,3 miliar penduduk dewasa mengalami overweight dan lebih dari 700 juta penduduk dewasa akan mengalami
obesitas. Kejadian Obesitas dan overweight
sering ditemukan pada negara berpenghasilan tinggi, namun �kejadian �serupa juga menjadi masalah yang serius di
beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia 1.
Menurut
�laporan� Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2013,
prevalensi obesitas di Indonesia mengalami peningkatan. Prevalensi penduduk
laki-laki dewasa obesitas pada tahun 2013 sebanyak 19,7% lebih tinggi dari
tahun 2007 sebanyak 13,9% dan tahun 2010 sebanyak 7,8%. Untuk prevalensi
obesitas perempuan dewasa didapatkan peningkatan prevalensi sebanyak 18,1% yaitu
32,9% pada tahun 2013 dan 14,8% pada tahun 2007. Hal tersebut dapat
mengakibatkan masalah kesehatan karena obesitas dapat memacu terjadinya
kelainan kardiovaskular salah satunya hipertensi, penurunan sensitivitas
insulin yang dapat memicu timbulnya kelainan metabolik, dan respon inflamasi2.
Selain itu, obesitas merupakan faktor risiko penting terjadinya penyakit kardiometabolik
seperti diabetes, hipertensi, dislipidemia, dan penyakit jantung koroner 3.
Obesitas
merupakan salah satu faktor penyebab hipertensi. Obesitas dapat meningkatkan
tekanan darah melalui mekanisme timbunan lemak yang dapat menimbulkan sumbatan
di pembuluh darah4. Pada penelitian epidemiologi didapatkan adanya
hubungan antara berat badan dengan tekanan darah pada pasien hipertensi5.� Risiko hipertensi yang dihadapi berbanding
lurus dengan nilai kelebihan berat badan4. Obesitas pada tubuh bagian
atas dengan peningkatan jumlah lemak pada bagian perut (obesitas sentral) lebih mempengaruhi tekanan darah daripada
obesitas bagian bawah (obesitas tipe pear)
5.
Dalam studi yang dilakukan oleh Richard tahun
2009 disebutkan bahwa obesitas meningkatkan faktor risiko hipertensi. Seseorang
dengan obesitas menunjukkan peningkatan nilai tekanan darah (ambulatory blood pressure) dari usia
anak-anak sampai usia dewasa. Subjek dengan obesitas juga menunjukkan
peningkatan level atau nilai tekanan darah dibandingkan dengan subjek tanpa
obesitas walaupun masih dalam range
atau kisaran normal. Kombinasi dari obesitas, hipertensi dan faktor risiko
kardiovaskular lainnya secara signifikan dapat meningkatkan peluang terjadinya
penyakit kardiovaskular dan meningkatkan tingkat agresivitas strategi
pengobatan 2.
Terdapat berbagai metode pengukuran
antropometri tubuh yang dapat digunakan sebagai skrining obesitas. Metode
tersebut antara lain pengukuran indeks massa tubuh, lingkar pinggang, lingkar
panggul, lingkar lengan, serta perbandingan lingkar pinggang dan lingkar
panggul. Lingkar pinggang merupakan pengukur distribusi lemak
�abdominal yang mempunyai hubungan
erat dengan indeks massa tubuh6. Indeks Massa tubuh (IMT)>23,
lingkar pinggang (LP)>90 (laki-laki) dan >80 (perempuan)
dan, rasio lingkar pinggang lingkar panggul (RLPP)>0,85 (perempuan) dan
>1 (laki-laki) digunakan untuk memprediksi risiko penyakit terkait obesitas
termasuk hipertensi7.
Studi yang dilakukan oleh Lubis dan Oyong
tahun 2006 menunjukan adanya hubungan yang
kuat antara lingkar pinggang dengan beberapa faktor risiko penyakit kardiovaskular
pada anak obesitas usia sekolah dasar8. Ukuran lingkar pinggang
dapat dipakai sebagai parameter untuk mendeteksi faktor risiko penyakit
kardiovaskular pada kelompok anak tersebut. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Sumayku et al tahun 2014 juga
disebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang
dengan tekanan darah diastolik9. Hal ini diperkuat oleh data yang
menyebutkan bahwa rata-rata lingkar pinggang pasien hipertensi lebih tinggi dibandingkan
dengan rata-rata lingkar pinggang pasien normal10. Pada penelitian tersebut juga didapatkan bahwa proporsi
kejadian hipertensi lebih banyak terjadi pada responden yang mengalami obesitas
sentral yakni sebesar 54,9%. Selain itu menurut penelitian lain juga didapatkan
hubungan yang signifikan antara tekanan darah sistolik dan diastolik dengan indeks
lemak semua partisipan dalam penelitian tersebut yaitu sekitar 214 orang11.
Penelitian-penelitian mengenai hubungan
obesitas dengan hipertensi sebagian besar dilakukan diluar negeri. Di
Indonesia, penelitian yang mempelajari indikator-indikator obesitas dan
hubungannya dengan hipertensi masih jarang dilakukan dan terbatas pada beberapa
kota maju. Belum banyak dilakukan penelitian serupa di Nusa Tenggara Barat.
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut peneliti bermakud untuk
melakukan penelitian tentang hubungan antara
lingkar pinggang dengan tekanan darah pada pasien poli jantung Rumah Sakit Umum
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan
penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Poli Jantung RSUP NTB
pada bulan Juli dan Agustus 2015.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien di Poli Jantung RSUP NTB, baik pasien lama maupun
pasien baru. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien di Poli Jantung RSUP NTB,
baik pasien lama maupun pasien baru yang telah ditentukan dalam kriteria
penelitian. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah Pasien
laki-laki dan perempuan yang berusia lebih dari sama dengan 25� tahun, Pasien laki-laki dan perempuan yang berusia
lebih dari sama dengan 25� tahun.
Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah Pasien dengan
struma/goiter/penyakit tiroid, Pasien dengan riwayat penyakit ginjal, Pasien diabetes
melitus, minum alkohol, Pasien yang sedang hamil, Pasien dengan asites, edema
dan dekompensasi kordis, Pasien
yang merokok, serta pasien
yang tidak bersedia
terlibat dalam penelitian.
Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik consecutive sampling, sampel
diambil dari semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan sampai
jumlah subjek terpenuhi. Besar sampel pada penelitian ini adalah 51 orang.
Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah lingkar pinggang. Lingkar pinggang adalah besaran lingkar
pinggang yang diukur dengan pita pengukur/meteran. Pengukuran dilakukan dengan
posisi tegak dengan pembebasan pakaian di area pengukuran yaitu di antara crista illiaca dan costa XII. Hasil yang dianggap dapat menjadi faktor risiko
hipertensi jika LP pria >90 cm dan wanita >80 cm. Skala data lingkar
pinggang adalah rasio. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah tekanan
darah. Tekanan darah dalam penelitian ini diukur dengan sphygmomanometer raksa dalam mmHg dengan posisi duduk tenang pada
lengan kanan dalam keadaan istirahat minimal 5 menit. Klasifikasi data tekanan
darah dalam penelitian ini adalah klasifikasi JNC VII. Skala data tekanan darah
adalah numerik (rasio).
Instrument yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sphygmomanometer
raksa yang sama dengan merk Riester,
Stetoskop merk Litmann, serta meteran
yang digunakan adalah jenis plastic tape
measuring merk butterfly dengan
ketelitian 1 mm. Adapun cara kerja dalam penelitian ini adalah subjek dilakukan
anamnesis dan diberikan beberapa pertanyaan yang mengarah kepada faktor inklusi
dan eksklusi yang telah ditentukan, jika subjek memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi dilakukan pengukuran lingkar pinggang dan tekanan darah.
Analisis data statistik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui
distribusi sampel berdasarkan variabel lingkar pinggang dan tekanan darah. Uji
korelasi antara masing-masing variabel menggunakan uji korelasi pearson , jika data
berdistribusi normal. Jika data berdistribusi tidak normal maka menggunakan uji
non-parametric spearman 12.
Hasil
Penelitian
����������� Berikut disajikan tabel distribusi data berdasarkan
jenis kelamin, usia, stage hipertensi, lingkar pinggang, minum antihipertensi,
olahraga dan kontrol diet.
Tabel 1. Karakteristik data
penelitian
Karakteristik |
Jumlah (N=51) |
|
Frekuesi |
Presentase (%) |
|
Jenis kelamin |
||
Laki |
38 |
74,5 |
Perempuan |
13 |
25,5 |
Usia |
||
35-45 |
7 |
13,7 |
46-55 |
12 |
23,5 |
56-65 |
17 |
33,4 |
>65 |
15 |
29,4 |
Stage hipertensi |
||
Normal |
12 |
23,5 |
prehipertensi |
8 |
15,7 |
Stage I |
5 |
9,8 |
Stage II |
5 |
9,8 |
Hipertensi terkontrol |
21 |
41,2 |
lingkar pinggang |
||
Perempuan |
||
>80 |
6 |
46,2 |
<=80 |
7 |
53,8 |
Laki-laki |
||
>90 |
16 |
42,1 |
<=90 |
22 |
57,9 |
Minum obat antihipertensi |
||
Minum |
31 |
60,8 |
Teratur |
27 |
52,9 |
Tidak teratur |
4 |
7,9 |
Tidak minum |
20 |
39,2 |
Kontrol diet |
||
Iya |
27 |
52,9 |
Tidak |
24 |
47,1 |
Olahraga teratur |
||
Ya |
26 |
51 |
Tidak |
25 |
49 |
Berikut disajikan data
tabulasi silang antara lingkar pinggang dengan tekanan darah
Tabel 2 tabulasi
silang antara
data
lingkar pinggang dan tekanan darah pada subjek perempuan.
Lingkar pinggang |
Hipertensi |
Non-hipertensi |
Jumlah |
Normal |
28,57% (n=2) |
71,43% (n=5) |
7 |
Obesitas sentral |
83,33% (n=5) |
16,67% (n=1) |
6 |
Jumlah |
7 |
6 |
13 |
Tabel 3 tabulasi silang antara data
lingkar pinggang dan tekanan darah pada subjek laki-laki
Lingkar pinggang |
Hipertensi |
Non hipertensi |
Jumlah |
Normal |
59,09% (n=13) |
40,91 % (n=9) |
22 |
Obesitas sentral |
68,75% (n=11) |
31,25% (n=5) |
16 |
Jumlah |
24 |
14 |
38 |
Berikut disajikan data tabel hasil uji normalitas data
Tabel
4 Uji Normalitas Data Tekanan Darah dan lingkar pinggang
Variabel |
Kolmogorov-Smirnov
(p) |
Tekanan darah
sistolik |
0,014 |
Tekanan darah
diastolik |
0,001 |
Lingkar
pinggang |
0,200 |
Sebaran data dikatakan
terdistribusi normal bila nilai p> 0,05. Data nilai lingkar pinggang
berdistribusi normal (p=0,200). Sebaliknya sebaran data untuk tekanan darah
sitolik dan diastolik tidak normal (p=0,014; p=0,001) sehingga harus diuji
terlebih dahulu dengan uji transformasi Lg10.
����������������������� Tabel 5 Uji Normalitas Data Tekanan Darah
Setelah Ditransformasi
Variabel |
Kolmogorov-Smirnov
(p) |
Tekanan darah
sistolik |
0,020 |
Tekanan darah
diastolik |
0,000 |
�����������
Sebaran data tetap tidak
normal setelah ditransformasi sehingga dalam penelitian ini tidak dapat menggunakan
uji parametrik korelasi Pearson. Sebagai
alternatif digunakan uji nonparametrik korelasi Spearman.
Tabel
6 uji korelasi antara tekanan darah sistolik dan diastolik dengan lingkar pinggang
Variabel |
Uji Korelasi
Spearman |
|
R |
P |
|
Tekanan darah
sistolik |
0,509 |
0,000 |
Tekanan darah
diastolik |
0,459 |
0,001 |
�����������
Tabel diatas menunjukkan
hasil uji korelasi Spearman.
Diperoleh nilai significancy (p) <0,05
untuk korelasi antara lingkar pinggang dengan tekanan darah sistolik (p=0,000)
dan korelasi antara lingkar pinggang dengan tekanan darah diastolik (p=0,001). Artinya
dalam penelitian ini terdapat korelasi bermakna antara lingkar pinggang dengan
tekanan darah sistolik dan diastolik. Makna korelasi Spearman dapat ditentukan melalui nilai R yang tertera pada rujukan
dibawah ini (Dahlan, 2011):
�����������������������������������
Pada penelitian ini
diperoleh nilai korelasi (R) antara lingkar pinggang dengan tekanan darah
sistolik adalah 0,509 menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan
korelasi sedang, sedangkan�
nilai korelasi antara lingkar pinggang dengan tekanan darah
diastolik sebesar 0,459 menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan dengan
kekuatan korelasi sedang.
Pembahasan
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui korelasi antara lingkar pinggang dengan tekanan darah sistolik
dan diastolik pada pasien di Poli Jantung RSUP NTB. Hasil analisis menunjukkan
bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima yakni terdapat korelasi yang bermakna antara
nilai lingkar pinggang dengan tekanan darah sistolik dan diastolik.
Hasil analisis peneliti
menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara nilai lingkar pinggang
dengan tekanan darah sistolik dan diastolik, hal ini sejalan dengan data
yang menyebutkan bahwa rata-rata lingkar pinggang pasien hipertensi lebih
tinggi dibandingkan dengan rata-rata lingkar pinggang pasien normal10.
Hasil penelitian ini juga
bersesuaian dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siani et al terhadap responden yang berusia
36-66 tahun. Dalam penelitian tersebut didapatkan hubungan yang positif dan signifikan antara
tekanan darah dengan usia, indeks massa tubuh, dan semua jenis pengukuran antropometri
yang mengindikasikan deposisi lemak sentral tubuh, seperti lingkar pinggang, rasio
lingar pinggang-panggul. Dalam penelitian tersebut didapatkan koefisien korelasi
antara lingkar pinggang dengan tekanan darah lebih besar bila dibandingkan dengan
koefisien korelasi
antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah13.
Peningkatan derajat lemak
sentral tubuh berhubungan dengan peningkatan tekanan darah. Lingkar pinggang
merupakan indikator dari distribusi lemak tubuh yang dapat mengidentifikasi pasien
dengan risiko obesitas yang berhubungan dengan penyakit kardiometabolik3.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Warren et al terhadap wanita afrika-amerika yang
berusia rata-rata 53,8 tahun, dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa lingkar
pinggang secara independen berhubungan dengan peningkatan risiko hipertensi dan
diabetes 14.
Penelitian yang dilakukan
oleh Poirier et al terhadap subjek yang
berusia 18-74 tahun juga mendapatkan hasil penelitian serupa yaitu lingkar
pinggang berhubungan secara signifikan dengan tekanan darah sistolik dan
diastolik dan merupakan variabel yang paling berhubungan dengan tekanan darah
bila dibandingkan dengan variabel lain yang diukur dalam penelitian tersebut yaitu
indeks massa tubuh dan level insulin puasa15.
Hasil penelitian serupa
didapatkan pada hampir semua golongan usia. Penelitian yang dilakukan oleh
Lubis et al (2006) pada anak obesitas
usia sekolah dasar berkesimpulan bahwa terdapat hubungan lingkar pinggang dengan
beberapa faktor risiko penyakit kardiovaskular pada anak obesitas sekolah dasar,
ukuran lingkar pinggang dapat dipakai sebagai parameter untuk mendeteksi faktor
risiko penyakit kardiovaskular pada kelompok anak tersebut8.
Penelitian yang dilakukan
oleh Miller pada mahasiswa yang berusia 20-26 tahun berkesimpulan bahwa didapatkan
hubungan yang kuat antara ukuran lingkar pinggang dengan tekanan darah pada mahasiswa
tersebut16. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sumayku et al (2014) terhadap
127 mahasiswa Universitas Sam Ratulangi yang menunjukkan bahwa peningkatan
lingkar pinggang dapat berpengaruh terhadap tekanan darah9.
Lingkar pinggang merupakan salah
satu metode pengukuran antropometri tubuh. Lingkar pinggang dapat mendeskripsikan
kadar lemak di trunkal. Akumulasi lemak di trunkal dapat menyebabkan terjadinya
penurunan adiponektin. Penurunan kadar adiponektin secara tidak langsung dapat
menyebabkan penurunan sensitivitas insulin yang dapat menginduksi peningkatan kadar
endotelin dan penurunan kadar nitrit oksida sehingga terjadi vasokontriksi arteri
yang dapat menyebabkan peningkatan nilai tekanan darah 2.
Peningkatan nilai lingkar
pinggang mengindikasikan bahwa terdapat peningkatan kadar lemak abdominal.
Peningkatan kadar lemak abdominal dapat menyebabkan peningkatan asam lemak bebas
yang dapat memicu timbulnya inflamassi pada endotel pembuluh darah yang
menimbulkan terjadinya disfungsi endotel. Disfungsi endotel akan menimbulkan
terjadi pengerasan pada dinding arteri sehingga dapat menyebabkan penyempitan
lumen arteri yang berujung kepada meningkatknya tekanan darah 2.
Peningkatan kadar lemak
di dalam tubuh juga dapat menyebabkan peningkatan aktivitas sistem rennin angiotensin
yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi. Peningkatan aktivitas rennin dapat
menyebabkan terjadinya peningkatan reabsorpsi natrium yang menyebabkan peningkatan
reabsorpsi cairan yang menimbulkan peningkatan volume darah, volume darah yang
meningkat menyebabkan peningkatatan cardiac
output yang berujung kepada peningkatan tekanan darah)2.
Penelitian ini tidak lepas
dari berbagai kelemahan karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan
darah yang belum dapat dikendalikan dalam penelitian ini, antara lain sebagai
berikut:
1.
Umur, insiden hipertensi meningkat sesuai pertumbuhan umur.
Setelah umur 45 tahun dinding pembuluh darah mengalami penumpukan jaringan
jaringan ikat pada tunika muskularisnya sehingga pembuluh darah akan
berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku sehingga akan menyebabkan
meningkatnya nilai tekanan darah 17. Dalam penelitian ini
kami tidak memperhatikan faktor umur sebagai faktor yang dapat mempengaruhi
nilai tekanan darah sehingga pasien yang berusia lebih dari 45 tahun tetap kami
masukkan sebagai subjek penelitian.
2.
Genetik. Faktor genetik dapat menjadi faktor risiko seseorang
menderita hipertensi18, namun kami tidak
memperhatikan faktor tersebut dalam penelitian ini.
3.
Ras. Ras tertentu (contohnya afro-amerika) cenderung memiliki
tekanan darah yang lebih tinggi 18,
namun dalam penelitian
ini kami tidak memperhatikan faktor ras subjek penelitian.
4.
Stress psikis. Stress akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis
yang dapat menimbulkan peningkatan resistensi pembuluh darah perifer dan curah
jantung yang dapat menyebabkan meningkatnya nilai tekanan darah17, namun dalam penelitian
ini kami tidak memperhatikan faktor stress subjek penelitian.
5.
Pemakaian kortikosteroid dapat menyebabkan peningkatan nilai
tekanan darah18, namun kami tidak memperhatikan faktor tersebut.
Selain faktor-faktor
diatas, masih terdapat beberapa kelemahan antara lain sebagai berikut:
1.
Pengambilan data yang dilakukan hanya pada suatu periode waktu
tertentu (metode cross sectional)
2.
Pengambilan sampel menggunakan metode concecutive sampling.
3.
Sampel penelitian sebagian besar merupakan pasien hipertensi terkontrol� dan
meminum obat antihipertensi yang memiliki tekanan darah normal.
Adapun kelebihan
penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1.
Penelitian ini adalah penelitian yang sederhana namun jarang dilakukan,
khususnya di Nusa Tenggara Barat.
2.
Penelitian ini tidak membutuhkan waktu yang lama
serta biaya yang mahal.
3.
Dengan penelitian ini penulis serta pembaca dapat mengetahui bahwa
lingkar pinggang merupakan salah satu metode pengukuran antropometri tubuh yang
cukup baik sebagai skrining terjadinya hipertensi.
Kesimpulan dan saran
Kesimpulan
Dari
penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:
1. Terdapat
hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang dengan tekanan darah sistolik
dan diastolik.
2. Walaupun
didapatkan perbedaan koefisien korelasi antara lingkar pinggang dengan tekanan
darah sistolik (R=0,509) dan antara lingkar pinggang dengan tekanan darah
diastolik (R=0,459), namun tidak didapatkan adanya perbedaan kekuatan korelasi antara
lingkar pinggang dengan tekanan darah sistolik maupun distolik karena kedua
koefisien korelasi tersebut masih berada pada range yang sama yaitu kekuatan korelasi sedang.
3. Arah
korelasi antara lingkar pinggang dengan tekanan darah sistolik maupun distolik
adalah positif, dengan kata lain semakin tinggi nilai lingkar pinggang maka
semakin tinggi pula nilai tekananan darah.
Saran
Perlu
dilakukan penelitian lanjutan dengan memperhatikan variabel-variabel luar yang
tidak diperhatikan oleh penulis, contohnya dalam penelitian ini penulis tidak
memperhatikan faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai tekanan darah serta
responden yang menjadi subjek penelitian mayoritas adalah pasien yang sudah
menderita hipertensi. Pada penelitian lanjutan juga diharapkan dapat memperhatikan
indikator obesitas yang lain seperti lingkar lengan atas, lingkar panggul, rasio
lingkar pinggang-panggul, indeks massa tubuh dan indeks pengukuran antropometri
yang lain.
Daftar Pustaka
1.
WHO. Obesity and Overweight. 2006 (cited in� 2015 january 28).� Available �from: http://www.mclveganway.org.uk/publications/who_obesity_and_overweight.pdf.
2. Kotsis
V., Stabouli S., Papakatsika S., Rizos Z., Parati G. Mechanism of Obesity-Induced Hypertension. Hypertension Research
(2010) 33, 386-393. 2010. (cited in 2015 january 28). Available� from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20442753.
3. Klein
S., Allison DB., Heymsfield SB., Kelley DE., Leibel RL., Nonas C., Kahn R.
Waist Circumference and Cardiometabolic Risk: A Consensus Statement from
Shaping America�s Health: Association for Weight Management and Obesity
Prevention; NAASO, The Obesity Society; The American Society For
Nutrition; And The American Diabetes Association. Am J Clin Nutr 2007;
85:1197-202. 2007. (cited in�
2015 january 30). Available� from: http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1038/oby.2007.632/pdf.
4. Lingga,
L. Bebas Hipertensi Tanpa Obat.
Jakarta: Agro Media Pustaka; 2012.
5. Susilo,
Y. & Wulandari, A. Cara Jitu
Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta : ANDI
Yogyakarta; 2010.
6. Bell,
Ge K., Popkin B.M. Weight Gain and Its
Predictors in Chinese Adults. Int J
Nationed Metabolism Disorder. 25:1079-1086. 2001. (cited in� 2015 january 28)
Available� from: www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11443510.
7.
Arisman. Obesitas, Diabetes Mellitus, dan Dislipidemia. Jakarta
: Buku Kedokteran EGC; 2010.
8. Lubis
G., Oyong N. Hubungan Lingkar Pinggang
dengan Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Anak Obesitas Usia Sekolah
Dasar. Sari Pediatri, Vol. 8, No.2, September 2006: 147-153. 2006. (cited in� 2015 january 28)
Available� from: saripediatri.idai.or.id/pdfile/8-2-10.pdf.
9. Sumayku
I.M., Pandelaki K., Wongkar M.C.P. Hubungan
Indeks Massa Tubuh Dan Lingkar Pinggang Dengan Tekanan Darah Pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnal e-CliniC (ecl), Volume 2, Nomer 2, Juli 2014.
2014. (cited in� 2015
january 28) Available� from: ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/download/5022/4540.
10. Sulastri
D., Elmatris, Ramadhani R. Hubungan
Obesitas dengan Kejadian Hipertensi pada Masyarakat Etnik Minangkabau di Kota
Padang. Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.36. Juli-Desember 2012. 2012.
(cited in� 2015
january 28) Available� from: http://mka.fk.unand.ac.id/images/articles/No_2_2012/hal_190-201_isi.pdf.
11. Sanya
A.O.,� Ogwumike
O.O., Ige O. A. Relathionship of
Waist-Hip Ratio and Body Mass Index to Blood Pressure of Individual in Ibadan
North Local Government. Ajpars Vol. 1, No. 1, June 2009, Pp. 2-11. 2009.
(cited in� 2015
january 28) Available� from: http://www.ajol.info/index.php/ajprs/article/download/51306/39968.
12. Dahlan, S. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta: Salemba Medika; 2013
13. Siani
A., Cappucio F.P., Barba G., Trevisan M., Farinaro E., Lacone R., Russo O.,
Russo P., Mancini M., Strazullo P. The Relationship of Waist Circumference to
Blood Pressure: the Olivetti Heart Study. Am J Hypertens (2002) 15 (9): 780-786. 2002. (cited in� 2015 september 28) Available� from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12219872.
14. Warren
T. Y., Wilcox S., Dowda M., Baruth M. Independent Association of Waist
Circumference With Hypertension and Diabetes in
African American Women, South Carolina, 2007�2009. CDC - Preventing Chronic
Disease: Volume 9, 2012: 11_0170.� 2012.
(cited in� 2015
september 28) Available� from: http://www.cdc.gov/pcd/issues/2012/11_0170.htm.
15. Poirier
P., Lemieux I., Mauriege P., Dewailly E., Blanchet C., Bergeron J., Despres
J.P. Impact of Waist Circumference on the Relationship Between Blood Pressure
and Insulin. Hypertension. 2005;45:363-367. 2005.
(cited in� 2015
september 28) Available� from: http://hyper.ahajournals.org/content/45/3/363.full.
16. Miller
S. The Relationship of Waist Size to Blood Pressure and Cholesterol Among
College Students. A Senior Thesis submitted in partial fulfillment of the
requirements for graduation in the Honors Program Liberty University Spring
2007. 2007. (cited in�
2015 september 28) Available�
from: http://digitalcommons.liberty.edu/honors/8/.
17. Kumar
V., Cotran R.S., Robbins S.L. Buku ajar Patologi edisi 7, volume 1. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran; 2004.
18. Lilly
L.S. Pathihysiology of Heart Disease. USA : Lippincott
Williams and Wilkins; 2007.