TROMBOSIS VENA DALAM
DOI:
https://doi.org/10.29303/jku.v2i1.55Abstract
Penyakit tromboembolik menunjukkan hubungan dengan trombosis yaitu proses pembentukan bekuan darah (trombus) dan resiko emboli. Trombosis Vena Dalam (TVD) adalah kondisi dimana terbentuk bekuan dalam vena sekunder / vena dalam oleh karena inflamasi /trauma dinding vena atau karena obstruksi vena sebagian. Penyebab utama trombosis vena belum jelas, tetapi ada tiga kelompok faktor pendukung yang dianggap berperan penting dalam pembentukannya yang dikenal sebagai TRIAS VIRCHOW yaitu abnormalitas aliran darah, dinding pembuluh darah dan komponen factor koagulasi. Standar baku emas untuk diagnosis TVD adalah venografi intarvena, di mana bahan kontras diinjeksikan pada vena kemudian difoto rontgen untuk melihat di mana terdapat obstruksi vena. Pemeriksaan ini invasif sehingga jarang dilakukan.Diagnosis yang didasarkan pada temuan fisik saja tidak dapt diandalkan, sedangkan untuk penatalaksanaan TVD secara optimal, perlu diagnosis yang obyektif. Guna mempermudah pendekatan diagnosis, digunakan sistem skoring untuk menentukan besarnya kemungkinan diagnosis klinik serta pemeriksaan laboratorium, Compression ultrasonography, dan venografi, yang dijadikan bukti diagnosis obyektif. Kata kunci : trombosis vena dalam, skor wellsReferences
sheet). Available from URL : http://www.cnn.com/2001/WORLD/asiap
cf/01/24/dvt.medical/index.html
2. Anonymus. Deep vein thrombosis. (cited 9 September 2008) (3 sheet). Available from URL : http://en.wikipedia.org/wiki/Deep_vein_thrombosis
3. Venous institute of buffalo. Deep vein thrombosis. Available from URL :
http://www.venousinstitute.com/vein_treatment_deep_vein_thrombosis.html
4. Suharti C. Pathogenesis and clinical feature of thrombosis in special organ. Dalam : Kumpulan makalah symposium. Thrombosis in special organ. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2006: 1-3
5. Linkins LA., Kearon C. Venous thromboembolism. In : O’Shaughnessy
D, Makris M, Lilicrap D (Ed). Practical hemostasis and thrombosis. 1st Ed.
Massachusetts. Blackwell. 2005 : 101-13
6. Doctor corner. Deep venous thrombosis. (cited 9 September 2008). Available from URL : http://yourdoctor.com/healthinfocenter /medicalconditions/cardiovascular/cardiacconditions/vascular-dz/dvt.html
7. Anonymus. Deep vein thrombosis. (cited 9 September 2008) (3 sheet). Available from URL51 http://www.mayoclinic.com/health/deepvein-thrombosis/DS01005
8. Anonymus. Introduction. Deep vein thrombosis. (cited 9 September 2008)
Available from URL : http://www.nhsdirect.nhs.uk/articles/article.aspx?articleid=122
9. Michiels JJ, Reeder-Boertje SWI, van den Bos RR, Wentel TD, Neumann HAM. Prospective studies on diagnosis and management of deep vein thrombosis (dvt) and the post-thrombotic syndrome (pts): filling up the gap part 1: deep-vein thrombosis (dvt): the rotterdam approach. Available from URL : http://www.jmed.ro/index.php?articol=37-2
10. Anonymus. Introduction to deep vein thrombosis (DVT). Available from URL : http://www.medicinenet.com/deep_vein_thrombosis/article.htm
11. Scarvelis D, Wells P. Diagnosis and treatment of deep-vein thrombosis.
CMAJ 2006;175 (9): 1087–92.
12. Turpie AGG, Chin BSP, Lip GYH. Venous thromboembolism : pathophysiology, clinical features and prevention. BMJ. 2002: 25:887-90
13. Suromo L. D-dimer sebagai parameter tambahan untuk trombosis, fibrinolisis dan penyakit jantung. Dalam : Petanda penyakit kardiovaskuler sebagai Point of Care Test (POCT). Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2006:31-40
14. Turpie AGG, Chin BSP, Lip GYH.Venous thromboembolism : treatment
strategies. BMJ. 2002: 325:948-50
15. Ageno W. Treatment of pulmonary embolism ; same as deep vein
thrombosis treatmement? DVT forum. 2002; 5:7-8
16. Hoffbrand AV, Pettit JE, Moss PAH. Kapita selekta Hematologi. Edisi 4.
Jakarta: EGC, 2005: 104-15; 272;
17. Sherlock S. Alih bahasa Andrianto P. Penyakit hati dan sistem saluran
empedu. Edisi 2. Jakarta: Widya Medika, 1995: 597-627
18. Amirudin F. Karsinoma hepar. Dalam Soeparman (ed). Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 edisi ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FK UI, 1996 : 310-6
19. Mangarengi F, Pakasi R, Hardjoeno. Tes bilirubin serum. Dalam: Interpretasi hasil tes laboratorium diagnostic. Lembaga Penerbitan Universitas Hasanudin. Makasar, 2003: 265-70
20. Fauza Y, Rusly B, Hardjoeno. Tes enzimatik hepar. Dalam: Interpretasi
hasil tes laboratorium diagnostic. Lembaga Penerbitan Universitas
Hasanudin. Makasar, 2003: 271-85