Hubungan Antara Infeksi Kecacingan Dengan Status Gizi Pada Murid Sekolah Dasar Negeri 27 Mataram
DOI:
https://doi.org/10.29303/jku.v6i3.1.276Keywords:
Infeksi cacing STH, status giziAbstract
Latar Belakang : Infeksi kecacingan merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang masih menjadi masalah kesehatan dan kurang mendapat perhatian (neclected disease). Penyakit kecacingan yang termasuk ke dalam neclected disease salah satunya adalah jenis penyakit dari kelompok Soil Transmitted Helminths (STH) yaitu cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus). Di Indonesia, tingkat infeksi STH masih tinggi, termasuk di Lombok. Anak prasekolah dan usia sekolah adalah kelompok risiko tinggi terhadap infeksi STH. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara infeksi kecacingan dengan status gizi pada murid SD Negeri 27 Mataram.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan di SD Negeri 27 Mataram. Terdapat 86 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Data kecacingan diperoleh dengan pemeriksaan langsung di laboratorium dan data status gizi di peroleh dari pengukuran antropometri. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah uji Fisher dengan taraf signifikansi p<0.05.
Hasil : Dari 86 sampel yang dilakukan pemeriksaan feses, didapatkan sebanyak 7 murid positif terinfeksi cacing dan 79 murid tidak terinfeksi. Status gizi dari 7 murid yang positif terinfeksi cacing adalah normal, sedangkan status gizi dari 79 murid yang tidak terinfeksi adalah 8 murid kurus, 53 murid normal, 9 murid gemuk dan 9 murid obesitas. Oleh karena itu, tidak ada hubungan yang bermakna antara infeksi kecacingan dengan status gizi pada murid sekolah dasar (p=1.000).
Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) dengan status gizi pada murid SD Negeri 27 Mataram.
References
2. Sudomo, M. Penyakit Parasitik yang Kurang Diperhatikan di Indonesia. Jakarta: Orasi Pengukuhan Profesor Riset Bidang Entomologi dan Moluska. 2008.
3. Fatimah, F., Sumarni, S. & Juffrie, M. Derajat keparahan infeksi Soil Transmitted Helminths terhadap status gizi dan anemia pada anak sekolah dasar. 2012;pp.80–86. Available at: http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=12486.
4. Pullan, R.L., Smith, J.L., Jasrasaria, R., dkk. Global numbers of infection and disease burden of soil transmitted helminth infections in 2010. Parasites & Vectors.
2014;7(1), pp. 1–19.
5. Damanik, dkk. Sanitation of house and school, personal hygiene and infection of Soil Transmitted Helminths (STH) among elementary school students. International Journal of Public Health Science (IJPHS). 2014;3(1), pp. 43-50.
6. Dinas Kesehatan Kota Mataram. Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan Kecacingan Di Sekolah-sekolah Di Wilayah Puskesmas Se-Kota Mataram Pada Tahun 2015. Dinas Kesehatan Kota Mataram. 2016.
7. Chadijah, S., dkk. Hubungan pengetahuan, perilaku, dan sanitasi lingkungan dengan angka kecacingan pada anak sekolah dasar di kota palu. 2014;24(1), pp.50–56. Available at: ejournal.litbang.depkes.go.id.
8. Khomsan. Ekologi Masalah Gizi, Pangan, dan Kemiskinan. Bandung: Alfabeta. 2012.
9. Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI; 2008.
10. Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta: Kemenkes RI; 2010.
11. Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012. Dikes Provinsi NTB; 2012.
12. Dinas Kesehatan Kota Mataram. Profil Dinas Kesehatan Kota Mataram 2013. Dikes Kota Mataram; 2013.
13. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi 3. Rineka Cipta: Jakarta. 2012.
14. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi 3. Rineka Cipta: Jakarta. 2005.
15. Dahlan, M.S. Langkah – Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran Dan Kesehatan Seri 3. Edisi 2. CV Sagung Seto: Jakarta. 2010.
16. Anorital. Kajian Penyakit Kecacingan Hymenolepis Nana. Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Balitbangkes, Kemenkes RI: Jakarta. 2014.
17. World Health Organization (WHO). Soil-Transmitted Helminth Infections. 2013. Available from : <http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs366/en/> [Accessed: 2014, March 11].
18. Barbabosa, I.M. et al. The prevalence of Hymenolepis nana in schoolchildren in a bicultural Community. Rev Biomed. 2013; 21:21-27.
19. Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Edisi 7. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. 2009.
20. Festi, P. Hubungan antara penyakit cacingan dengan status gizi pada anak sekolah dasar di Sekolah Dasar Al-Mustofa Surabaya. 2013.
21. Hehy G.A., Basuki A., Purba R.B. Hubungan antara kecacingan dengan status gizi pada anak sekolah dasar di Kelurahan Bunaken Kecamatan Bunaken Kota Manado. Jurnal Universitas Sam Ratulangi Manado. 2013;1-6.13
22. Sanchez, A.L., Gabrie, J.A., Usuanlele, M-T., Rueda, M.M., Canales, M., Gyorkos, W. Soil-Transmitted Helminth Infections and Nutritional Status in School-age
Children from Rural Communities in Honduras. PLOS Neglected Tropical Diseases. 2013;7(8): e2378. doi:10.1371/journal.pntd.0002378
23. Opara, K.N., Udoidung, N.I., Opara, D.C., Okon, O.E., Edosomwan, E.U., Udoh, A.J. The impact of intestinal parasitic infections on the nutritional status of rural and urban schoolaged chlidreen in Nigeria. International Journal of MCH and AIDS. 2012;1(1),
pp. 73-82.
24. Renanti M, R., Rusjdi, S.R. & Sy, E., Hubungan Infeksi Soil Transmitted Helminth dengan Status Gizi pada Murid SDN 29 Purus Padang. 2015;4(2), pp.353–358.
Available at: http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/253.
25. Bethony, J., Brooker, S., Albonico, M., dkk. Soil-transmitted helminth infections : ascariasis, trichuriasis, and hookworm. Lancet. 2006;pp. 1521–32.