Penatalaksanaan Sinus Preaurikular Kongenital
DOI:
https://doi.org/10.29303/jku.v6i1.37Abstract
Sinus preaurikular kongenital adalah kelainan akibat tidak sempurnanya perkembangan arkus brankial pertama dan kedua yang membentuk telinga luar dan telinga tengah, berupa kista atau ï¬stula yang terjadi pada jaringan lunak preaurikular. Kelainan ini disebut juga dengan pit preaurikular, kista preaurikular atau ï¬stula preaurikular. Kelainan ini biasanya bersifat asimptomatik, dan sebagian besar penderita datang ke pelayanan kesehatan setelah terjadi obstruksi dan infeksi ï¬stel, baik infeksi yang terjadi pertama kali ataupun infeksi yang berulang. Sinus preaurikular asimptomatik tidak memerlukan tindakan khusus kecuali tindakan pencegahan terhadap infeksi dengan menghindari manipulasi dan melakukan pembersihan muara dari sumbatan dengan alkohol atau cairan antiseptik lainnya secara rutin. Penanganan yang tidak tepat pada pasien dengan sinus terinfeksi yang sudah terjadi komplikasi dengan sekret kronik atau abses pada sinus dapat mengakibatkan infeksi berulang, sepsis dan kemungkinan bekas luka pasca-operasi yang berat. Sinus preaurikular yang pertama kali terinfeksi dapat dilakukan tindakan konservatif berupa pemberian antibiotik serta kompres hangat pada sinus yang terinfeksi. Pemberian antibiotik disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitivitasnya, sedangkan pada keadaan dimana terdapat abses maka perlu dilakukan insisi dan drainase abses. Terdapat berbagai macam teknik pembedahan untuk mengeksisi sinus preaurikular. Teknik pembedahan dikembangkan dan dimodiï¬kasi untuk menurunkan angka rekurensi. Katakunci Sinus Precurikular Kongenitas, Infeksi Sinus, Tehnik PembedahanReferences
pediatric otorhinolaryngology. 2005;69(11):1469–1474.
2. Mardhiah A. Fistula preaurikular kongenital. Majalah Kedokteran Nusantara. 2005;38(4).
3. Shim HS, Kim DJ, Kim MC, Lim JS, Han KT. Early one-stage surgical treatment of infected preauricular sinus. European Archives of Oto-RhinoLaryngology. 2013;270(12):3127–3131.
4. Hassan ME, Samir A. Pre-auricular sinus: Comparative study of two surgical techniques. Annals of Pediatric Surgery. 2009;1(3):139–143.
5. Chowdary KVK, Chandra NS, Madesh RK. Preauricular sinus: a novel approach. Indian Journal of Otolaryngology and Head & Neck Surgery.
2013;65(3):234–236.
6. Huang WJ, Chu CH, Wang MC, Kuo CL, Shiao AS. Decision making in the choice of surgical management for preauricular sinuses with different
severities. Otolaryngology–Head and Neck Surgery. 2013;148(6):959–964.
7. Scheinfeld NS, Silverberg NB, Weinberg JM, Nozad V. The preauricular sinus: a review of its clinical presentation, treatment, and associations. Pediatric dermatology. 2004;21(3):191–196.
8. Yanagisawa E, S K. Disease of the external and middle ear. In: Lee KJ, Ed. Textbook of Otolaryngology and Head and Neck Surgery. Hearing research. 1989;.
9. Hafil A, Sosialisman H. Kelainan telinga luar. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editors Buku Ajar Ilmu Penyakit THT (edisi 6) Jakarta: Balai penerbit FKUI. 2007;p. 57–63.
10. Millman B, Gibson WS, Foster WP. Branchio-otorenal syndrome. Archives of Otolaryngology–Head & Neck Surgery. 1995;121(8):922–925.
11. Scheinfeld NS. Preauricular sinuses. Medscape. 2013;Available from: http://emedicine.medscape.com/.
12. Dunham B, Guttenberg M, Morrison W, Tom L. The histologic relationship of preauricular sinuses to auricular cartilage. Archives of Otolaryngology–
Head & Neck Surgery. 2009;135(12):1262–1265.
13. MacGregor FB. Congenital cyst, sinus and fistulae. In: Scadding. Graham JM, Scadding GK, Bull PD, editors. Springer Science & Business Media; 2007.
14. Sapto H, Samodra E, Setasubrata D. Abses retroaurikuler berulang: suatu abses pada fistula aurikuler kongenital. Dalam: Kumpulan Naskah Kongres Nasional XII Perhati. Kumpulan Naskah Kongres Nasional XII Perhati, Semarang. 1999;p. 738–742.
15. Wang RY, Earl DL, Ruder RO, Graham JM. Syndromic ear anomalies and renal ultrasounds. Pediatrics. 2001;108(2):e32–e32.
16. Kim HJ, Lee JH, Cho HS, Moon IS. A case of bilateral postauricular sinuses. Korean Journal of Audiology. 2012;16(2):99–101.
17. Ximena W, Jemec G. Dermatologic ultrasound with clinical and histologic correlations. Springer Science & Business Media; 2013. Available from:
https://books.google.co.id/.
18. Ballenger JJ. Tumor Telinga Luar dan Telinga Tengah. Dalam: Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. Jilid I Edisi ke-13 Jakarta:
Binarupa Aksara. 1997;p. 351.
19. Adobamen PO, Ediale J. Presentation and bacteriological pattern of preauricular sinus in. Gomal Journal of Medical Sciences. 2012;.
20. Leopardi G, Chiarella G, Conti S, Cassandro E. Surgical treatment of recurring preauricular sinus: supra-auricular approach. Acta Otorhinolaryngol
Ital. 2008;28(6):302–305.
21. Gan EC, Anicete R, Tan HKK, Balakrishnan A. Preauricular sinuses in the pediatric population: techniques and recurrence rates. International journal
of pediatric otorhinolaryngology. 2013;77(3):372–378.
22. Lam HCK, Soo G, Wormald PJ, Van Hasselt CA. Excision of the preauricular sinus: a comparison of two surgical techniques. The Laryngoscope. 2001;111(2):317–319.
23. Bae SC, Yun SH, Park KH, Chang KH, Lee DH, Jeon Ej, et al. Preauricular sinus: advantage of the drainless minimal supra-auricular approach. American journal of otolaryngology. 2012;33(4):427–431.
24. Baatenburg de Jong RJ. A new surgical technique for treatment of preauricular sinus. Surgery. 2005;137(5):567–570.