Penentuan Cut-off Indeks Diskriminasi Diagnosis Pada Anemia Defisiensi Besi Dan Beta Thalassemia Minor
DOI:
https://doi.org/10.29303/jku.v10i1.489Kata Kunci:
anemia, beta thalassemia minor, defisiensi besi, indeks cut-offAbstrak
Latar belakang: Beta thalassemia minor (BTM) dan anemia defisiensi besi (ADB) merupakan dua kasus yang paling sering ditemui pada anemia mikrositik hipokoromik ringan. Diagnosis banding antara ADB dan BTM menjadi perhatian penting bagi para dokter untuk menghindari terapi zat besi yang tidak perlu dan untuk menghindari diagnosis BTM yang salah. Oleh karena itu, diperlukan formula diferensiasi yang cukup valid dan mudah dilakukan. Salah satunya dengan menggunakan indeks Red blood cell (RBC) pada pemeriksaan hematologi dasar
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan 30 sampel ADB dan 30 sampel BTM di RSUP DR. Sarjito Yogyakarta. Anemia defisiensi besi didefinisikan sebagai anemia mikrositik yaitu mean corpuscular volume (MCV) <80 fL; dengan kadar feritin <12 ?g/dl dan hemoglobin A2 > 3,5%. Beta thalasemia minor didefinisikan sebagai mikrositosis dengan hemoglobin A2 ? 3,5%. Kami membandingkan sepuluh formula diskriminasi yang berbeda dengan tujuh parameter sel darah merah. Penghitungan meliputi nilai cut-off, sensitivitas, spesifisitas, nilai prediktif positif (NPP), nilai prediktif negative (NPN), dan evaluasi kurva reciever operative characteristic (ROC).
Hasil Penelitian: Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa formula Green & King, RDW index dan Sirdah memiliki area under curve (AUC) yang terbesar, masing-masing 0,995; 0,992 dan 0,0909 dengan nilai cut-off masing-masing sebesar <84,7; <240,7 dan <40,12.
Kesimpulan: Indeks formula Green & King, RDW index dan Sirdah merupakan indeks formula yang tertinggi untuk membedakan BMT dari ADB pada populasi RSUP DR. Sardjito.
Referensi
2. Verma S, Gupta R, Kudesia M, Mathur A, Krishan G, Singh S. Coexisting Iron Deficiency Anemia and Beta Thalassemia Trait: Effect of Iron Therapy on Red Cell Parameters and Hemoglobin Subtypes. Hindawi PubCorp. 2014. 293216:5
3. Usman M, Moinuddin, Ahmed SA. Role of iron deficiency anemia in the propagation of beta thalssemia gene. Korean J Hematol. 2011;46:41-4
4. Dirjen bina pelayanan medik Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pencegahan Thalassemia.Health Technology Assessment. 2009.
5. Purnamasari R. Anemia kekurangan zat besi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016.
6. Keramati MR, Maybodi T. The effect of iron deficiency anemia ( IDA) on the HbA2 level and comparison of hematologic values between ida and thalassemia minor. UHOD J. 2007. 3: 17
7. Vehapoglu A, Ozgurhan G, Demir AG, Uzuner S, Nursoy MA, Turkmen S, Kacan A. Hematological Indices for Differential Diagnosis of Beta Thalassemia Trait and Iron Deficiency Anemia. Hindawi PublCorp. 2014. 576738: 7
8. Huang T, Wu Y, Chen Y, Lai S, Wu S, Ye R, Lu C, Chen J. Discrimination Index of Microcytic Anemia in Young Soldiers: A Single Institutional Analysis. Plos one J. 2015. 2: 13