Skabies dengan Infeksi Sekunder Pada Sindrom Down

Penulis

  • Mitha Yunda Pertiwi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
  • Dedianto Hidajat

DOI:

https://doi.org/10.29303/jku.v10i4.625

Kata Kunci:

skabies klinis, pruritus, infeksi sekunder, pendekatan keluarga, sindrom down

Abstrak

Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei. Tanda dan gejala skabies seperti pruritus dan lesi kulit berupa papul kecil disertai kanalikulus serta eskoriasi. Apabila tidak segera diterapi, maka dapat terjadi komplikasi. Komplikasi yang sering ditemukan yaitu infeksi sekunder. Prinsip dalam penatalaksanaan skabies yaitu mengeradikasi tungau dengan terapi farmakologis, mencegah penyebaran skabies, dan mengatasi komplikasi. Seorang anak 1 tahun 7 bulan dengan sindrom down dikonsulkan ke poli kulit dan kelamin RSUDP NTB dengan keluhan berupa bintik-bintik sejak 1 bulan yang lalu di bokong, kemaluan, sela jari kaki dan tangan, telapak tangan dan kaki, serta sekitar dada. Pasien lebih rewel, dan menggaruk bintik-bintik di malam hari. Terdapat keluarga yang mengalami keluhan serupa. Status lokalis lesi kulit berada di bokong, genitalia eksterna, thoraks, sela jari tangan dan kaki, serta telapak tangan dan kaki. Deskripsi lesi berupa papula-nodul disertai kanalikulus berwarna putih keabuan, berbatas tegas, lentikular, multipel, susunan diskret, dan distribusi regional disertai skuama. Selain itu terdapat pustul berwarna putih, berbatas tegas, bentuk milier, multipel, susunan diskret, dan distribusi regional disertai krusta. Pasien ini didiagnosis dengan skabies klinis dengan infeksi sekunder. Terapi kausatif yang diberikan kepada pasien yaitu krim permetrin 5%, serta diberikan terapi simtomatik dan infeksi sekunder. Selain mengobati pasien, pendekatan keluarga memiliki peran penting dalam mengeradikasi skabies.

 

Referensi

1. Gawkrodger DJ, Ardern-Jones MR. Dermatology An Illustrated Colour Text fifth edition. Churcill Livingstone; 2012. 62–63 p.
2. Engelman D, Yoshizumi J, Hay RJ, Osti M, Micali G, Norton S, Walton S, Boralevi F, Bernigaud C, Bowen AC, Chang AY, Chosidow O, Estrada-Chavez G, Feldmeier H, Ishii N, Lacarrubba F, Mahé A, Maurer T, Mahdi MMA, Murdoch ME, Pariser D, Nair PA, Rehmus W, Romani L, Tilakaratne D, Tuicakau M, Walker SL, Wanat KA, Whitfeld MJ, Yotsu RR, Steer AC, Fuller LC. The 2020 International Alliance for the Control of Scabies Consensus Criteria for the Diagnosis of Scabies. Br J Dermatol. 2020;183(5):808–20.
3. Golant AK, Levitt JO. Scabies: A review of diagnosis and management based on mite biology. Pediatr Rev. 2012;33(1).
4. Sanei-Dehkordi A, Soleimani-Ahmadi M, Zare M, Jaberhashemi SA. Risk factors associated with scabies infestation among primary schoolchildren in a low socio-economic area in southeast of Iran. BMC Pediatr. 2021;21(1):1–10.
5. Karthikeyan K, Murugaiyan R, Sengottian K. Crusted scabies presenting as palmoplantar psoriasis in Down?s syndrome. Indian Dermatol Online J. 2015;6(2):140.
6. Gupta NA, Kabra M. Diagnosis and Management of Down Syndrome. Indian J Pediatr. 2014;6:560–7.
7. Lee K, Heresi G, Al Hammoud R. Norwegian Scabies in a Patient with Down Syndrome. J Pediatr [Internet]. 2019;209:253-253.e1. Available from: https://doi.org/10.1016/j.jpeds.2019.01.057
8. Wheat CM, Burkhart CN, Burkhart CG, Cohen BA. Scabies, Other Mites, and Pediculosis. In: Kang S, Amagai M, Bruckner A, Enk AH, Margolis, David J, McMichael AJ, Orringer JS, editors. Fitzpatrick’s Dermatology 9th edition. New York: Me Graw Hill Education; 2019. p. 3274–7.
9. Thompson R, Westbury S, Slape D. Paediatrics: How to manage scabies. Drugs Context. 2021;10:1–13.
10. Banerji A. Scabies. Paediatr Child Heal. 2015;20:395–7.
11. Thrap M. Antihistamines. In: Kang S, Amagai M, Bruckner A, Enk AH, Margolis, David J, McMichael AJ, Orringer JS, editors. Fitzpatrick’s Dermatology 9th edition. New York: Me Graw Hill Education; 2019. p. 3451–2462.
12. Caplan A, Fett N, Werth V. Glucocorticoids. In: Kang S, Amagai M, Bruckner A, Enk AH, Margolis, David J, McMichael AJ, Orringer JS, editors. Fitzpatrick’s Dermatology 9th edition. New York: Me Graw Hill Education; 2019. p. 3383–94.
13. Condon SC, Isada CM, Tomecki KJ. Systemic and Topical Antibiotics. In: Kang S, Amagai M, Bruckner A, Enk AH, Margolis, David J, McMichael AJ, Orringer JS, editors. Fitzpatrick’s Dermatology 9th edition. New York: Me Graw Hill Education; 2019. p. 3405–22.
14. Wang CH, Lee SC, Huang SS, Kao YC, See LC, Yang SH. Risk factors for scabies in Taiwan. J Microbiol Immunol Infect [Internet]. 2012;45(4):276–80. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.jmii.2011.12.003

Diterbitkan

2022-01-22

Cara Mengutip

Mitha Yunda Pertiwi, & Dedianto Hidajat. (2022). Skabies dengan Infeksi Sekunder Pada Sindrom Down. Baphomet University : Situs Slot Online Gacor Terbaik Hari Ini Server Thailand Gampang Maxwin 2024, 10(4), 655–660. https://doi.org/10.29303/jku.v10i4.625

Terbitan

Bagian

Laporan Kasus

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama