Rasio Neutrofil-Limfosit sebagai Prediktor Kematian pada Pasien Hemodialisis Reguler di RSUD Tabanan

Abstrak

Risiko kematian pada pasien penyakit ginjal kronis (CKD) lebih tinggi dibandingkan populasi normal. Peradangan memiliki peran penting dalam tingginya angka kematian pada pasien CKD yang menjalani hemodialisis (HD). Rasio limfosit neutrofil (NLR) merupakan parameter sederhana dan telah banyak dikaitkan dengan hasil yang buruk pada pasien HD tetapi belum banyak diterapkan di Indonesia, khususnya di Bali. Penelitian ini secara prospektif menganalisis kelangsungan hidup 186 pasien berusia 18-90 tahun yang menjalani HD rutin 2x/minggu selama minimal 3 bulan. NLR dihitung dengan membagi jumlah absolut neutrofil dan limfosit. Uji kelangsungan hidup dilakukan dengan metode Kaplan-Meier dan dibandingkan dengan uji log-rank. Tes univariat dan multivariat dilakukan untuk menilai dampak prognostik NLR dan faktor klinis lainnya pada semua penyebab kematian pada pasien HD. Mortalitas ditemukan lebih tinggi pada kelompok dengan nilai NLR tinggi (p-value 0,003). NLR tinggi secara signifikan terkait dengan semua penyebab kematian (HR 3,206; 95% CI 1,467 – 7,004; nilai p 0,003) dan tetap menjadi faktor independen pada kematian pada pasien HD rutin setelah disesuaikan dengan variabel lain (aHR 2,696, 95% CI 1,176 – 6,182, nilai-p: 0,019). Kesimpulannya, NLR Tinggi secara independen terkait dengan semua penyebab kematian pada pasien CKD yang menjalani HD reguler. NLR dapat digunakan sebagai penanda inflamasi yang dianggap mudah dan terjangkau serta dapat digunakan untuk membantu menentukan populasi yang memerlukan perhatian khusus guna menurunkan angka kematian pasien HD.