"Dry Lab" Metode Simulasi Laboratorium Menggunakan Komputer pada Praktikum Spirometri
DOI:
https://doi.org/10.29303/jku.v6i2.130Keywords:
metode konvensional, metode dry lab, praktikum spirometri, kuesioner kepuasanAbstract
Latar Belakang: Praktikum spirometri merupakan salah satu metode yang dipergunakan untuk menambah pemahaman mahasiswa tentang fisiologi respirasi, yang dalam pelaksanaannya membutuhkan beberapa persiapan, mulai dari peralatan sampai orang coba dengan persyaratan tertentu, yang terkadang sulit terpenuhi sesuai dengan kriteria/kondisi yang diharapkan. Salah satu metode praktikum yang berkembang saat ini adalah metode “dry lab,†yaitu metode yang memanfaatkan perangkat lunak (software). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode dry lab dibandingkan metode konvensional serta untuk mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa terhadap metode dry lab. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan randomized pretest and posttest group design. Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram Tahun Ajaran 2014/2015 yang telah menempuh Blok VI (Sirkulasi dan Distribusi) yang memenuhi kriteria penelitian. Subjek penelitian berjumlah 60 orang, dibagi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu kelompok 1 dan 2. Pada tahap I, kelompok 1 melakukan praktikum spirometri dengan menggunakan metode dry lab dengan perangkat lunak PhysioEx 9.1 dan kelompok 2, menggunakan metode konvensional dengan alat spirometer digital. Pada tahap II, dilakukan pertukaran, kelompok 1 melakukan praktikum konvensional dan kelompok 2 praktikum metode “dry labâ€. Data, berupa nilai pretest dan posttest yang diperoleh pada tahap I dianalisis dengan Uji Wilcoxon dan Mann-Whitney. Seluruh responden mengisi kuesioner kepuasan terhadap metode “dry labâ€.
Hasil: Hasil penelitian diperoleh bahwa rerata beda nilai pretest dan posttest pada masing-masing kelompok berbeda bermakna, (p < 0,05), dengan rerata peningkatan nilai pada kelompok 1 sebanyak 4,2 (75,9%) sedangkan pada kelompok 2 sebanyak 2,8 (40,7%). Tidak ada perbedaan bermakna antara nilai kelompok perlakuan yang menggunakan metode dry lab dan nilai kelompok perlakuan yang menggunakan metode konvensional (p > 0,05). Metode praktikum spirometri dengan metode “dry lab†maupun metode konvensional meningkatkan capaian nilai responden.
Kesimpulan: Metode “dry lab†tidak lebih baik dalam meningkatkan capaian nilai dibandingkan metode konvensional.
References
2. O OE. Laboratory based teaching method: application to science, engineering, agriculture and health sciences. University of Science education. 2004;Available from: https://www.unilorin.edu.ng/publications/omosewo/LABORATORY%20BASED%20TEACHING%20METHOD.htm.
3. Kokalari I, Karaja T, Guerrisi M. Practically oriented Teaching of cardiovascular Physiology with computer Simulations of mathematical Models. Proceedings in ARSA-Advanced Research in Scientific Areas. 2012;(1). Available from: http://www.arsa-conf.com.
4. Ra’anan AW. The evolving role of animal laboratories in physiology instruction. Advances in Physiology Education. 2005;29(3):144–150. Available from: http://advan.physiology.org/content/29/3/144.
5. Lewis DI. The pedagogical benefits and pitfalls of virtual tools for teaching and learning laboratory practices in the Biological Sciences. The Higher Education Academy: STEM. 2014;.
6. Kingsbury J, Haberstroh P. Use of Virtual Anatomy and Physiology Laboratory Exercises: Evaluation of Student Learning. The FASEB Journal. 2009;23(1
Supplement):463–1.
