Studi Kefalometri pada Suku Asli di Pulau Lombok
DOI:
https://doi.org/10.29303/jku.v6i3.132Keywords:
ukuran kefalometrik, suku asli, pulau LombokAbstract
Latar Belakang: Indonesia memiliki beragam suku bangsa dengan budaya dan ciri khas masingmasing. Salah satu ciri yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu suku bangsa adalah ciri fisik. Ciri fisik ini dapat berupa bentuk maupun ukuran tubuh. Ciri fisik berguna untuk identifikasi forensik. Salah satu ciri fisik yang lazim digunakan dalam forensik adalah ukuran kefalometrik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum ukuran kefalometrik pada suku asli di beberapa daerah di Pulau Lombok.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan desain belah lintang dengan purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan November 2016 di Lombok Utara dan Lombok Tengah.
Hasil: Penelitian ini melibatkan 50 subjek, sebanyak 25 orang berasal dari Desa Sade dan 25 orang dari Desa Bayan. Subjek dari Desa Sade menunjukkan panjang maksimal kepala sedang pada perempuan dan panjang maksimal pendek pada laki-laki, lebar minimal dahi 10–12,5 cm, lebar hidung 33–45 cm,tinggi hidung 50-58 cm, tinggi morfologi wajah genap pada kategori rendah dan sedang, laki-laki tinggi morfologi wajah genap kategori sangat rendah. Di desa Bayan panjang maksimal kepala laki-laki lebar kepala pendek, sedangkan pada perempuan terbanyak adalah yang memiliki lebar kepala panjang. lebar maksimal kepala laki-laki terbanyak ukuran sedang, perempuan terbanyak ukuran lebar. ukuran lebar minimal dahi 10-14 cm. ukuran bigonial memiliki range antara 8-13,5 cm, ukuran lebar hidung antara 32-44 cm, dan ukuran tinggi hidung antara 38,5-61 cm. Ukuran tinggi morfologi wajah genap laki-laki dan perempuan suku Bayan kurang lebih sama yaitu dengan ukuran
dalam kategori rendah.
Kesimpulan: Kekhasan wajah suku Sasak, yaitu dahi lebar, tonjolan tulang pipi lebih ke depan lateral, hidung lebar, dan rahang bawah lebih sempit.
References
2. Artaria MD, Glinka j, Koesbardiati T. Metode Pengukuran Manusia. Airlangga University Press. 2008;.
3. Romdhon A. Identifikasi Forensik Rekonstruktif Menggunakan Indeks Kefalometris. Majority. 2015;4(8):22–28.
4. Bridger R. Introduction to ergonomics. Crc Press;2003.
5. Knight B. Forensic pathology, Second edition. Arnold. 1996;.
6. DiMaio VJ, Dana SE. Handbook of forensic pathology. Texas Landes Bioscience; 1998.
7. Markam S, Atmadja D, Budijanto A. Cedera tertutup kepala. Balai Penerbit FKUI. 1999;p. 29–55.