Hubungan Pengetahuan Ibu Mengenai Demam Berdarah Dengue dengan Tingkat Kepadatan Jentik di Kelurahan Monjok Timur Kota Mataram
DOI:
https://doi.org/10.29303/jku.v5i2.190Keywords:
dengue hemorrhagic fever, knowledge, larval indicesAbstract
Latar belakang: Indonesia merupakan salah satu negara dengan insidensi tertinggi Demam Berdarah Dengue yang mencapai 37,11 per 100.000 penduduk disertai Case Fatality Rate (CFR) 0,90 %. Kurangnya pengetahuan tentang etiologi, vektor, penularan dan tindakan preventif berkontribusi pada tingginya insidensi Demam Berdarah Dengue. Laju penularan dihubungkan dengan tingkat kepadatan jentik yang diwakili oleh nilai Container Index (CI). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu mengenai Demam Berdarah Dengue, Container Index, dan hubungan antara kedua variabel ini.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional menggunakan kuesioner dan survei jentik untuk menghitung CI. Sekitar 100 ibu rumah tangga yang tinggal di Monjok Timur menjadi partisipan penelitian. Data selanjutnya dianalisis menggunakan Uji Chi-Square.
Hasil: Sebanyak 65% ibu memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi. Sebanyak 76% rumah memiliki nilai CI yang tinggi. Hasil analisis menggunakan Uji Chi-Square menunjukkan hubungan yang secara statistik signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dengan CI (p = 0,023).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu mengenai Demam Berdarah Dengue dengan Container Index.
References
2. KemenkesRI. Profil Kesehatan Indonesia [Internet]. Depkes RI. 2013;Available from: http://www.depkes.go.id/.
3. DikesNTB. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dinas Kesehatan Propinsi NTB. 2013;.
4. Mataram P. Laporan Tahunan Puskesmas Mataram. Mataram: Puskesmas Mataram. Puskesmas Mataram. 2014;.
5. Bhatt S, Gething PW, Brady OJ, Messina JP, Farlow AW, Moyes CL, et al. The global distribution and burden of dengue. Nature. 2013;496(7446):504–507.
6. Iriemenam N, Dosunmu A, Oyibo W, Fagbenro, Beyioku A. Knowledge, attitude, perception of malaria and evaluation of malaria parasitaemia among
pregnant women attending antenatal care clinic in metropolitan Lagos, Nigeria. Journal of vector borne diseases. 2011;48(1):12.
7. Notoatmodjo S. Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010;27.
8. Mitsuda H M. School Based Malaria Intervention in East Lombok. Bukkyo Univ. 2013;.
9. Ismael S, Sastroasmoro S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis 4th ed. Sagung Seto. 2011;.
10. Kusumawardani E, Arkhaesi N, Hardian H. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Praktik Ibu Dalam Pencegahan
Demam Berdarah Dengue Pada Anak. Fakultas Kedokteran; 2012.
11. Ahmed N, Taneepanichskul S. Knowledge, attitude and practices of dengue fever prevention among people in Males, Maldives. J Health Res. 2008;22:33–37.
12. Arunachalam N, Tana S, Espino F, Kittayapong P, Abeyewickrem W, Wai KT, et al. Eco-bio-social determinants of dengue vector breeding: a multicountry study in urban and periurban Asia. Bulletinof the World Health Organization. 2010;88(3):173-184.
13. Wongbutdee J, Saengnill W, Chikoolvatana A. Aedes Aegypti Larval Survey Vector and Analysis Risk Area for Dengue Hemorrhagic Fever. International Journal of Geoinformatics. 2009;5(1).
14. Depkes R. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Ditjen PP & PL Jakarta. 2005;.
15. Riyanti E. Evaluasi pelaksanaan program P2DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur tahun 2007. Universitas
Indonesia. 2008;Available from: http://lib.ui.ac.id/detail.jsp?id=125810&lokasi=lokal#horizontalTab1.
16. Pratamawati DA. Peran Juru Pantau Jentik dalam Sistem Kewaspadaan Dini Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2012;6(6).
17. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.
18. Notoatmodjo S. Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip-prinsip dasar. Rineka Cipta; 2003.