Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Kecacingan pada Murid Paud di Kecamatan Kuripan Kabupaten Lombok Barat
DOI:
https://doi.org/10.29303/jku.v6i3.1.200Keywords:
Sanitasi lingkungan rumah, kecacingan, anak usia diniAbstract
Latar belakang: World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa sebagian besar masalah kesehatan penduduk di negara berkembang disebabkan oleh infeksi cacing, terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu dengan sanitasi lingkungan yang buruk. Angka prevalensi dan intensitas infeksi biasanya paling tinggi pada anak usia 3 hingga 8 tahun. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan rumah terhadap kejadian kecacingan pada anak usia dini.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan kondisi sanitasi lingkungan rumah dengan kejadian kecacingan pada anak usia dini di Kecamatan Kuripan Kabupaten Lombok Barat
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan metode cross-sectional. Data dikumpulkan melalui kuesioner, observasi rumah untuk menilai keadaan sanitasi lingkungan dan pemeriksaan sampel feses dari 102 responden. Uji statistika yang digunakan yaitu uji chi-square.
Hasil: Dari 102 sampel yang diperiksa 21 sampel positif kecacingan. Terdapat pula beberapa jenis telur cacing yang ditemukan pada feses responden, antara lain Hymenolepis nana 9 orang (8,8%), Enterobius vermicularis 7 orang (6,9%), Trichuris trichiura 4 orang (3,9%), dan infeksi campuran Hymenolepis nana dan Trichuris trichiura 1 orang (1%). Dari uji chi-square diperoleh nilai p=0,000 untuk hubungan sanitasi lingkungan rumah dengan kecacingan.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat sanitasi lingkungan rumah dengan kejadian kecacingan pada murid PAUD di Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat.
References
2. Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal PP dan PL. (2012). Pedoman Pengendalian Kecacingan. Jakarta: Subdit Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
3. Kusmi, H., Irawati, N. & Kadri, H., 2015. Artikel Penelitian Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Askariasis dan Trikuriasis pada Siswa SDN 29 Purus Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(3) pp.718-723.
4. Anorital. 2014. Kajian Penyakit Kecacingan “Hymenolepis Nanaâ€. Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Balitbangkes, Kemenkes RI. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia. Vol.3.2.2014:37-47
5. Inayati, N., Tatontos, E. Y , & Fihiruddin. 2015. Infeksi Cacing Soil Transmitted Helminths Pada Penjual Tanaman Hias Di Bintaro Kota Mataram. Media Bina Ilmiah Volume 9, No. 4, Juni 2015 ISSN No. 1978-3787
6. Winita. R, Mulyati, & Astuty. H. 2012. Upaya Pemberantasan Kecacingan di Sekolah Dasar. Makara, Kesehatan, Vol. 16, No. 2, Desember 2012: 65-71 [online]. Available at: <http://journal.ui.ac.id/index.php/health/article/download/1631/1361>
7. Hairani, B. Waris, L & Juhairiyah. (2014). Prevalence Of Soil-Transmitted Helminths (STH) In Primary School Children In Subdistrict Of Malinau Kota, District Of Malinau, East Kalimantan Province. Jurnal Buski : Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang. Vol. 5, No. 1, Juni 2014 Hal : 43–48
8. Altiara, S. 2010,. Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Cacingan pada Balita di RW 03 Kelurahan Panggung Kota Tegal Tahun 2010.
9. Dinas Kesehatan Provinsi NTB. (2014). Profil Dinas Kesehatan Provinsi NTB tahun 2014. Mataram, Nusa Tenggara Barat.
10. Dahlan, M. S. (2013). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika