Perbedaan Total Lesi Wajah Sebelum dan Sesudah Aplikasi Sabun Wajah dengan Kandungan 1,5% Triklosan pada Akne Vulgaris Derajat Ringan-Sedang
DOI:
https://doi.org/10.29303/jku.v6i2.1.227Keywords:
akne vulgaris, jumlah total lesi wajah, sabun Phisohex®Abstract
Latar Belakang: Akne vulgaris merupakan self-limited disease dengan mikroorganisme komensal seperti P.acne pada permukaan kulit dan duktus yang terjadi terutama pada remaja. Membersihkan wajah dengan sabun lembut dan mengandung antibakteri merupakan salah satu standar terapi akne vulgaris derajat ringan hingga sedang yang efektif serta berhubungan dengan penurunan jumlah total lesi akne vulgaris.
Tujuan: Mengetahui perbedaan total lesi wajah sebelum dan sesudah penggunaan sabun wajah dengan kandungan 1,5% triklosan pada akne vulgaris derajat ringan-sedang.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain uji klinik acak buta ganda. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 59 responden yang merupakan santri Pondok Pesantren Al-Aziziyah Gunung Sari, Lombok Barat berusia 15-19 tahun dengan akne vulgaris derajat ringan hingga sedang. Sampel terbagi menjadi kelompok kontrol yang menggunakan sabun plasebo dan kelompok perlakuan yang menggunakan sabun Phisohex® masing-masing selama 14 hari.
Hasil: Pada penelitian menunjukkan perbedaan bermakna sebelum dan sesudah pemakaian sabun Phisohex® dan sabun plasebo dengan nilai p=0,000 (p<0,05) pada masing-masing kelompok. Persentase penurunan lesi sebesar 42,48% pada kelompok Phisohex® dan 38,98% pada kelompok plasebo. Terdapat perbedaan yang bermakna antara jumlah total lesi akne vulgaris pada kelompok yang mencuci wajah dengan sabun Phisohex® dengan kelompok yang mencuci wajah dengan sabun plasebo, p=0,007 (p<0,05) (p=0,007; CI 95%).
Kesimpulan: Persentase penurunan jumlah total lesi akne vulgaris pada kelompok Phisohex® lebih besar dibandingkan dengan kelompok plasebo. Sabun Phisohex® lebih efektif dibandingkan sabun plasebo.
References
2. Tjekyan, S. 2008. Kejadian dan Faktor Resiko Akne Vulgaris. Media Medika Indonesia. 42(1); 37-43.
3. Tahir, CM. 2010. Pathogenesis of Akne vulgaris: Simplified. Journal of Pakistan Association of Dermatologists. 20; 93-97.
4. Choi, JM; Lew, VK; dan Kimball, AB. 2006. A Single-Blinded, Randomized, Controlled Clinical Trial Evaluating the Effect of Face Washing on Akne vulgaris. Pediatric Dermatology. 23(5); 421-427.
5. Menaldi, SL; Wisesa, TW; et all. 2013. Aktifitas Pencuci Wajah Phisohex Sebagai Terapi Adjuvan Akne Vulgaris Ringan dengan Inflamasi. MDVI. 40 (2); 64-68.
6. Loho, T; Utami L. 2007. Uji Efektifitas Antiseptik Triklosan 1% Terhadap Staphilococcus aureus, E. Coli, Enterococcus faecalis, dan Pseudomonas aeruginosa. Majalah Kedokteran Indonesia. 57(6); 172-178.
7. Choi, YS; Suh, HS; et al. 2010. A Study of The Efficacy of Cleanser for Acne Vulgaris. Journal of Dermatology Treatment. 21; 201-205.
8. Tuchinda, P. 2014. Moisturizers for Acne. The Journal of Clinical Aesthetic Dermatology. 7; 5; 36-42.
9. HERA. 2005. Cocamodopropyl Betaine. 1st Edition. Available at; [Accessed: 1 Desember 2015].
10. Fiume, MM; et al. 2012. Safety Assessment of Propylene Glycol, Tripropyline Glycol, and PPGs as Used in Cosmetics. International Journal of Toxicology. 31(Suppl 2); 2455-2605.
11. Kapuscinska, A; Nowak, I. 2014. The Use of Urea and Its Derivatives in The Cosmetics Industry. CHEMIK. 68; 2; 91-96.
12. Mauliddini, F; Harmita; Hayun. 2013. Sintesis dan Karakterisasi Asam 2-Heksadekanoiloksipropana-1,2,3-Trikarboksilat dengan Kromatografi Gas Cair. Universitas Indonesia.
13. Ali, MS; Yosipovitch, G. 2013. Skin pH: From Basic Science to Basic Skin. Acta Derm Vanereol. 93; 261-267.
14. Katewongsa, P; Phaechamud, T. 2012. Development of Liquid Soap Containing Methanolic Extract of Cork Tree Stamen. Research Journal of Pharmaceutical, Biological, and Chemical Sciences. 3(1); 347-383.