ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI KECACINGAN PADA MURID SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI 27 MATARAM

Authors

  • Ni Wayan Septika Verga Bellany Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
  • Rika Hastuti Setyorini Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
  • Lale Maulin Prihatina Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

DOI:

https://doi.org/10.29303/jku.v6i3.1.286

Keywords:

infeksi cacing, faktor risiko

Abstract

Latar Belakang: Infeksi kecacingan masih menjadi salah satu penyakit berbasis lingkungan yang menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat di dunia, yang disebabkan oleh sejumlah cacing usus perut dengan penularan melalui tanah, atau biasa disebut dengan Soil Transmitted Helminths atau disingkat STH. Faktor-faktor yang memiliki hubungan erat dengan kejadian infeksi kecacingan pada anak SD adalah kebersihan perorangan, sanitasi lingkungan rumah dan sekolah, serta perilaku konsumsi obat cacing dalam enam bulan terakhir. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian infeksi kecacingan pada murid SD Negeri 27 Mataram.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Data diperoleh dengan melakukan pengisian kuesioner oleh siswa. Subjek penelitian adalah 86 murid kelas 3 hingga 6 SD Negeri 27 Mataram. Analisis data dilakukan dengan uji statistik Chi-Square.

Hasil: Murid yang positif terinfeksi cacing sebanyak 7 orang. Spesies cacing yang paling banyak menginfeksi murid SD Negeri 27 Mataram adalah Trichuris trichiura yaitu sebanyak 5 anak, dan Hymenolepis nana sebanyak 2 anak. Faktor yang berhubungan dengan kejadian kecacingan ialah kebiasaan memakai alas kaki, sementara kejadian kecacingan tidak berhubungan dengan kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku, kebiasaan mengkonsumsi obat cacing dalam 6 bulan terakhir, dan sanitasi lingkungan.

Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku, konsumsi obat cacing dalam 6 bulan terakhir, dan sanitasi lingkungan sekolah dengan kejadian infeksi kecacingan, namun terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan memakai alas kaki saat bermain atau keluar rumah dengan kejadian infeksi kecacingan di SD Negeri 27 Mataram.

References

1. Anorital. 2014. Kajian Penyakit Kecacingan “Hymenolepis Nana”. Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Balitbangkes, Kemenkes RI . Jurnal Biotek Medisiana Indonesia. Vol.3.2.2014:37-47

2. Arif, Iqbal M. (2005) Faktor Risiko Terjadinya Kecacingan pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Pannampu Kec. Tallo Kotamadya Makassar, Airlangga University Library, Surabaya.

3. Badan Pusat Statistik NTB. (2015). Nusa Tenggara Barat dalam Angka 2013 [pdf]. Nusa Tenggara Barat: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Available at: <http://bappeda.ntbprov.go.id/data-dan-informasi/ntb-dalam-angka/ntbdalam-angka-2015/> [Accessed: 2016, July 28].

4. Bieri FA, Gray DJ, Williams GM, Raso G, Li YS, Yuan L, et al. (2013). Health Education Package to Prevent Worm Infections in Chinese School Children. N Engl J Med. pp: 68(17) :1603-12.

5. Damanik, dkk. (2014). Sanitation of house and school, personal hygiene and infection of Soil Transmitted Helminths (STH) among elementary school students. International Journal of Public Health Science (IJPHS), 3 (1), pp. 43-50.

6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Profil Kesehatan Indonesia 2014 [pdf]. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Available at: <http://www.depkes.go.id> [Accessed: 2016, July 28].

7. Dinas Kesehatan Kota Mataram. (2016). Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan Kecacingan di Sekolah – sekolah di Wilayah Puskesmas Se-Kota Mataram pada Tahun 2015. Dinas Kesehatan Kota Mataram

8. Gandahusada, S., Ilahude, H.D., Pribadi, W. (2008). Parasitologi Kedokteran. Edisi 4. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.

9. Ginting L, (2005) Infestasi Kecacingan pada Anak SD di Kecamatan Sei Bingai Langkat Sumut, FKM Universitas Indonesia.

10. Ginting S. A. (2003) Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Suka Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo Sumatera Utara, Digitized by USU digital library.

11. Hartono E, Nqurah K, Swabawa IBM, Setiadi, Suryadhi NT. (1985) Prevalensi Infestasi Nematoda Usus di Desa Suter Bali, Cermin Dunia Kedokteran No. 39.

12. Hotez PJ, Broker S, Bethony JM. (2004) Hookworm infection. N Engl J Med; pp: 351(8):799-807

13. Hotez P, Hookworm and Poverty, (2008) Department of Microbiology, Immunology and Tropical Medicine, The George Washington University, Washington D.C, USA.

14. H Akhsin Zulkoni. (2010) Parasitologi. Nuha Medika, Yogyakarta.

15. Inge Susanti, dkk. (2011) Parasitologi Kedokteran, Edisi Keempat. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.

16. James Chin, (2006) Manual Pemberantasan Penyakit Menular, editor penterjemah : I Nyoman Kandun, Edisi 17 cetakan II, Infomedia. p.318-321

17. Kemenkes RI. (2010). Penuntun Hidup Sehat. Edisi 4 [pdf]. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan-Kementerian Kesehatan RI. Available at: <http://www.depkes.go.id/ resources/download/promosi-kesehatan/buku-penuntun-hidup-sehat.pdf> [Accessed 2016, August 31].

18. Manalu SM, Biran S.I, (2006) Infeksi Cacing Tambang, Cermin Dunia Kedokteran Vol. 19 No.4, Oktober- Desember 2006

19. Montressor A, Sanioli L. (2004) Ancylostomiasis. (diakses 30 Juli 2016) diunduh dari : http://www.orphanet.com

20. Prianto Juni, dkk. (2010) Atlas Parasitologi Kedokteran. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

21. Pullan, R.L., Smith, J.L., Jasrasaria, R., dkk. (2014). Global numbers of infection and disease burden of soil transmitted helminth infections in 2010. Parasites & Vectors, 7(1), pp. 1–19.

22. Safar Rosdiana. (2010). Parasitologi Kedokteran, Edisi Khusus. CV.Yrama Widya, Bandung.

23. Sebastián M, Santiago Santi. (2000). Control of intestinal helminths in schoolchildren in Low-Napo, Ecuador: impact of a two-year chemotherapy program, Revista da Sociedade Brasileira de Medicina Tropical, Jan - Feb : 33(1):69-73

24. Sudomo, M, (2008). Penyakit Parasitik yang Kurang Diperhatikan di Indonesia, Orasi Pengukuhan Profesor Riset Bidang Entomologi dan Moluska, Jakarta

25. Suhartono, Hendratno S, Satoto, Kartini A, (1998). Faktor-faktor Risiko Infeksi Cacing Tambang pada Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Karanganyar, Media Medika Indonesiana, vol : 33 no. 3 - #6.

26. Widoyono. (2011). Penyakit Tropis : Epidemiologi, penularan, Pencegahan, & Pemberantasannya. Penerbit Erlangga, Jakarta.

27. World Health Organization. (2016). Soil-Transmitted Helminth Infections. Available from : <http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs366/en/> [Accessed: 2016, July 28].

Published

2017-11-28

How to Cite

Bellany, N. W. S. V., Setyorini, R. H., & Prihatina, L. M. (2017). ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI KECACINGAN PADA MURID SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI 27 MATARAM. Jurnal Kedokteran, 6(3.1). https://doi.org/10.29303/jku.v6i3.1.286

Issue

Section

Research

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>