Hubungan Riwayat Penggunaan Sabun Antiseptik pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram dengan Riwayat Atopi terhadap Kemungkinan Riwayat Kejadian Dermatitis Kontak
DOI:
https://doi.org/10.29303/jku.v6i2.1.243Keywords:
Sabun antiseptik, riwayat atopi, dermatitis kontakAbstract
Latar Belakang. Sabun antiseptik mengandung substansi antiseptik, seperti triklosan, triklokarban, dan alkohol, yang ditambahkan ke dalam dasar sabun. Substansi antiseptik tersebut dapat membunuh flora normal pada kulit. Selain itu, bahan antiseptik juga dapat menyebabkan iritasi dan meningkatkan sensitisasi terutama pada orang-orang dengan riwayat atopi. Hal ini dapat menyebabkan dermatitis kontak jika digunakan setiap hari dalam jangka waktu yang lama.
Tujuan. Mengetahui hubungan riwayat penggunaan sabun antiseptik pada mahasiswa dengan riwayat atopi terhadap kemungkinan riwayat kejadian dermatitis kontak.
Metode. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan populasi penelitian mahasiswa/i FK Unram. Pemilihan sampel dengan metode purposive sampling didapatkan 64 responden yang sesuai kriteria inklusi. Data yang digunakan berupa data primer yang diperoleh melalui pengisian mandiri dengan alat bantu kuesioner. Uji analisis yang digunakan adalah chi square.
Hasil. Jumlah responden yang mengalami kemungkinan dermatitis kontak alergi adalah 11 orang. Merek sabun yang paling banyak digunakan oleh responden adalah Lifebuoy®. Dari uji chi square, tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara riwayat penggunaan sabun antiseptik daily-use terhadap kemungkinan riwayat kejadian dermatitis kontak (p=0,797).
Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat penggunaan sabun antiseptik daily-use pada responden dengan riwayat atopi terhadap kemungkinan riwayat kejadian dermatitis kontak
References
2. Besonneau, V., Clement, M., Thomas, O. (2010). Can Intensive Use of Alcohol-Based Hand Rubs Lead to Passive Alcoholization? Int J Environ Res Public Health; vol 7: pg 3038-3050.
3. Fonacier L., Bernstein, D.I, Pachaco, K., et al. (2015). Contact Dermatitis: A Practice Parameter—Update 2015. J Allergy Clin Immunol Pract; vol 3(35).
4. Gardner, B. (2014). Beyond Triclosan: Replacing Antibacterial Products with a More Sustainable Approach to Home Hygiene. Journal of the National Centre for Sustainability, vol 1(2).
5. John, L.J, Ahmed, S., Anjum, F, dkk. (2014). Prevalence of Allergies among University Students: A Study from Ajman, United Arab Emirates. ISRN Allergy, vol 2014.
6. Mukhopadhyay, P. (2011). Cleansers and Their Role in Various Dermatological Disorders. Indian J Dermatol; vol 56, pg 2-6.
7. NIH. (2014). What is Atopic Dermatitis?. U.S. Department of Health and Human Services Public Health Service.
8. Oladeji, S.M., Nwawolo, C.C, Akinola, O.O. (2015). Prevalence of Allergic Disorders among University Students in a Tertiary Institution in Nigeria. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences; vol 14: pg 12-16.
9. Racheva S. (2006). Etiology of Common Contact Dermatitis. Journal of IMAB; vol 12(1): pg 22-25.
10. SCCS. (2010). Opinion on Triclosan – Antimicrobial Resistance. European Union.
11. Watson, W. and Kapur, S. (2011). Atopic Dermatitis. Allergy, Asthma & Clinical Immunology; vol 7.
12. WHO. (2009). WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care.