Reflections of medicolegal aspect of visum et repertum in criminal injury cases according to police investigator as law enforcement in mataram
DOI:
https://doi.org/10.29303/jku.v9i2.375Kata Kunci:
Medikolegal, Visum et Repertum, Perlukaan, PenyidikAbstrak
Background: To seek evidence for the sake of criminal matters, doctors can act as an expert and create Visum et Repertum. There are various procedures for writing the report of Visum et Repertum due to the lack of formal rules and regulation of Visum et Repertum structure in Indonesia. This condition can confuse and mislead people who use Visum et Repertum such as police investigators.
Method: This research is a qualitative descriptive study using cross sectional research design. The sampling technique used is saturated sampling. Data were taken using Medicolegal Aspect Visum et Repertum Reflection questionnaire in the Criminal Case From Law Enforcement Perspectives in Mataram City which was validated. This research analyzed with descriptive qualitative inductive data analysis techniques. The research subjects consisted of 22 police investigators and assistant investigators in the Kepolisian Resor Kota Mataram.
Result: From 46 questions regarding the formal and material requirements for Visum et Repertum contained in the questionnaire, 14 of the 46 questions showed the same opinion related to the reflections of the medicolegal aspects of the Visum et Repertum between investigators and assistant investigators. While the opinion of the other 32 questions shows the wide variety of opinions of the investigator and the assistant investigator.
Conclusion: There is a difference of opinion related to the reflections of the medicolegal aspects of Visum et Repertum from the perspective of the investigator as a law enforcer in the city of Mataram, which includes formal completeness standards and material completeness standards of Visum et Repertum.
Referensi
2. Siadari, H., Rochaeti, N. dan Baskoro, B. D. (2016) ‘ARTI PENTING VISUM ET REPERTUM SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PENANGANAN TINDAK PIDANA PERKOSAAN’, Diponegoro Law Journal, 5(3), pp. 1–11. Dapat diakses di: http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/%0AARTI.
3. Saptadirja, F. A., Syukriani, Y. F. dan Mayasari, W. (2017) ‘Harapan Polisi di Kota Bandung terhadap Pembuatan Visum Klinik’, Jsk, 3(1), pp. 18–24. Dapat diakses di: http://jurnal.unpad.ac.id/jsk_ikm/article/download/13957/6703.
4. Eleanora, F. N. (2010) ‘Tinjauan Yuridis Terhadap Visum et Repertum Sebagai Alat Bukti Dalam Pemeriksaan’.
5. Syamsun, A. (2014) Panduan Penulisan Visum et Repertum, Livestock Research for Rural Development. Mataram: Penerbit Arga Puji Press.
6. Hamdani, Njowito.(1992) Ilmu Kedokteran Kehakiman Edisi Kedua. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
7. Dahlan, S. dan Trisnadi, S. (2019) Ilmu Kedokteran Forensik: Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum. Semarang: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Unissula.
8. Afandi, D. (2017) Visum et Repertum : Tata Laksana dan Teknik Pembuatan. 2nd edn. Pekanbaru: Fakultas Kedokteran Universitas Riau.
9. Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK) (2004) ‘Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Pedoman Pelaksanan Kode Etik Kedokteran Indonesia’, Kode Etik Kedokteran, 1(29), pp. 1–77.
10. Afandi, D. dkk. (2017) ‘Prevalence dan pattern of domestic violence at the Center for Forensic Medical Services in Pekanbaru, Indonesia’, Medical Journal of Indonesia. doi: 10.13181/mji.v26i2.1865.
11. Asmara, G. Y. P., Siswosaputro, A. Y. dan Budiani, D. R. (2017) ‘Hubungan Keberadaan Visum et Repertum dengan Putusan Hakim pada Tindak Pidana Penganiayaan’. Dapat diakses di: http://fk.unri.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/22.-GREGORIUS-YOGA-PANJI-ASMARA-ANDY-YOK-SISWOSAPUTRO-1.pdf.
12. Idries, A. M. dan Tjiptomartono, A. L. (2017) Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: CV. Sagung Seto.
13. Afandi, D. (2010) ‘Visum et Repertum Perlukaan : Aspek Medikolegal dan Penentuan Derajat Luka’, Majalah Kedokteran Indonesia. Dapat diakses di: http://fk.unri.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/VeR-perlukaan-2010.pdf.
14. Dumais, J. (2015) ‘Kewajiban Polisi (Penyidik) untuk Meminta Autopsi (Visum et Repertum) terhadap Korban Kejahatan (Kajian Pasal 133 KUHAP)’, Lex Crimen, IV(5). Dapat diakses di: https://media.neliti.com/media/publications/3303-ID-kewajiban-polisi-penyidik-untuk-meminta-autopsi-visum-et-repertum-terhadap-korban.pdf.
15. Trisnadi, S. (2013) ‘Ruang Lingkup Visum et Repertum sebagai Alat Bukti pada Peristiwa Pidana yang Mengenai Tubuh Manusia di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang’, Sains Medika, 5(2), pp. 121–127. Dapat diakses di: https://bit.ly/2XZuIMT.
16. Ohoiwutun, T. (2015) Ilmu kedokteran forensik (interaksi dan dependensi hukum pada ilmu kedokteran). Yogyakarta: Pohon Cahaya. Dapat diakses di: https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/79197/ikk-1 Proof Reading Ponca.pdf?sequence=1.
17. Pangaribuan, L. M. ., Jebabun, A. dan Wahyuni, D. S. (2015) ‘Dictum Praperadilan’, Jurnal kajian putusan pengadilan, 11(November). Dapat diakses di: https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiOkYPPtonmAhVu6nMBHQQBB8IQFjABegQIBRAC&url=http%3A%2F%2Fleip.or.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2016%2F03%2FJurnal-DICTUM-edisi-11-OKE.pdf&usg=AOvVaw168AsagLcpJaTVH_pCyg.
18. Herkutanto (2005) ‘Peningkatan Kualitas Pembuatan Visum et Repertum (VeR) Kecederaan di Rumah Sakit Melalui Pelatihan Dokter Unit Gawat Darurat (UGD)’, Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 08(03), pp. 163–169. Dapat diakses di: https://media.neliti.com/media/publications/22364-ID-peningkatan-kualitas-pembuatan-visum-et-repertum-ver-kecederaan-di-rumah-sakit-m.pdf.
19. Hirfawaty, H., Afandi, D. dan Chandra, F. (2015) ‘KUALITAS VISUM ET REPERTUM PERLUKAAN DI RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN PERIODE 1 JANUARI 2009-31 DESEMBER 2013’, JOM FK, 2(1), pp. 1–12. Dapat diakses di: https://media.neliti.com/media/publications/187492-ID-kualitas-visum-et-repertum-perlukaan-di.pdf.
20. Aflanie, I., Nirmalasari, N. dan Arizal, M. H. (2017) Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal. 1st edn. Jakarta: Rajawali Pres.