Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Tinitus di RSUD Provinsi NTB
DOI:
https://doi.org/10.29303/jku.v1i1.46Kata Kunci:
tinitus, tinnitus handicap inventory, kualitas hidupAbstrak
Pendahuluan: Berdasarkan penelitian sebelumnya di Asia, angka kejadian tinitus sekitar 10,9%. Tinitus menunjukkan kaitan yang erat dengan gangguan psikologis dan sosial serta menyebabkan penurunan kualitas hidup.Sebagian besar pasien mengeluh mengalami gangguan tidur, cemas, bahkan depresi. Terdapat beberapa faktor yang diduga mempengaruhi kualitas hidup pasien tinitus seperti usia, jenis kelamin dan lokasi tinitus. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh faktor-faktor tersebut pada kualitas hidup pasien tinitus.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain belah lintang. Sampel penelitian adalah 37 pasien tinitus yang berkunjung ke poli THT RSUD Provinsi NTB yang telah memenuhi kriteria inklusidan eksklusi. Responden kemudian mengisi kuisioner Tinnitus Handicap Inventory (THI). Data yang diperoleh kemudian diuji validitas dan reliabilitas, dilanjutkan dengan uji Mann-Withney dan Kruskall-Wallis untuk mengetahui pengaruh faktor usia, jenis kelamin, dan lokasi tinitus terhadap kualitas hidup.
Hasil: Berdasarkan skor THI, 86,8% pasien tinitus mengalami gangguan kualitas hidup dengan berbagai derajat. Dari hasil analisis data mengenai pengaruh usia terhadap kualitas hidup didapatkan nilai p=0,957 (p>0,05) ini berarti tidak terdapat perbedaan kualitas hidup pasien tinitus pada keempat kelompok usia. Hasil uji terhadap variabel jenis kelamin memberikan hasil p=0,430 (p>0,05), ini juga berarti tidak terdapat perbedaan kualitas hidup antara laki-laki dan perempuan. Uji terhadap variabel lokasi tinitus memberikan nilai p=0,631 (p>0,05). Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan kualitas hidup antara pasien dengan tinitus bilateral maupun unilateral.
Simpulan: Kualitas hidup pasien tinitus tidak dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan lokasi tinitus.
Referensi
2. Lim J.J., Lu, P. K., Koh, D. S., et al. (2010). Impact of Tinitus as Measured by The Tinitus Handicap Inventory among Tinitus Sufferers in Singapore. Singapore Med J, 51 (7): 551-7.
3. Lee, S. Y., Kim, J. H., Hong, S. H., et al. (2004). Roles of Cognitive Characteristic in Tinitus Patient. Journal of Korean Medical Science, 19: 864-8.
4. Martines, F., Bentivegna, D., Piazza, F. D., et al. (2010). Investigation of Tinitus Patients in Italy: Clinical and Audiological Characteristic. International Journal of Otolaryngology; 2010: 1-8.
5. Monzani, D., Genovese, E., Marrara, A., et al. (2008). Validity of the Italian adaptation of the Tinitus Handicap Inventory: Focus on quality of life and psychological distress in tinitus sufferers. ACTA Otorhinnolaryngologica
Italica, 28: 126-34.
6. Malakouti, S. K., Nojomi, M., Mahmoudian, S., et al. (2011). Comorbidity of Chronic Tinitus and Mental Disorder. International Tinitus Journal, 16 (2): 118-22.
7. Riwidikdo, H. (2008). Uji Validitas dan Reliabilitas, dalam Setiawan, A (ed). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
8. Mazurek, B., Olze, H., Haupt, H., et al. (2010). The More The Worse: The Grade of Noise-Induced Hearing Loss Associates with the Severity of Tinitus. Int. J. Environ. Res. Public Health, 7: 3071-9.
9. Celik, N., Bajin, M. D., Aksoy, S. (2009). Tinitus Incidence and Characteristics in children with Hearing Lost. The Journal of Advance Otology, 5: 365-9.
10. Safitri, E.D., Bashiruddin, J., Widayat, A., et al (2004). Korelasi antara Pengukuran Tinitus Secara Subjektif dan Objektif pada Pasien Tinitus Subjektif. Jakarta: Departemen THT FKUI.
11. Crummer, R.W., Hassan, G. A. (2004). Diagnostic Approach to Tinitus. American Family Physician, 69 (1): 120-7.