GAMBARAN KASUS KEGAWATDARURATAN PASIEN SERANGAN HEWAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012-2016, 2021, DAN 2022
DOI:
https://doi.org/10.29303/jku.v11i4.841Kata Kunci:
Serangan Hewan, Instalasi Gawat Darurat, TriaseAbstrak
Latar Belakang: Indonesia sebagai negara tropis dengan ribuan pulau yang memiliki populasi hewan paling beragam di dunia. Beberapa di antaranya berbahaya bagi manusia. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui dan mengkaji kejadian penyerangan hewan yang dilaporkan ke RS Saiful Anwar Malang.
Metode Penelitian: yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Sampel penelitian ini diambil antara tahun 2012-2016, 2021, dan 2022. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 362 sampel yang seluruhnya merupakan pasien yang datang ke IGD RS Saiful Anwar Malang dengan keluhan serangan hewan.
Hasil Penelitian: Pada variabel jenis kelamin, ada 253 laki-laki dan 109 perempuan yang dilaporkan. Pada variabel keluhan, nyeri merupakan keluhan yang paling sering dilaporkan sebanyak 178 kasus, diikuti bengkak sebanyak 122 kasus, luka 120 kasus, pusing 12 kasus, mual 11 kasus, gatal-gatal 6 kasus, kelemahan umum 3 kasus, dan diare 2 kasus. Pada variabel usia, 260 pasien berusia 18-60 tahun, diikuti 70 pasien berusia <18 tahun, dan 32 pasien berusia >60 tahun. Pada variabel triase didapatkan 120 kategori hijau, 239 kategori kuning, dan 3 kategori merah. Variabel terakhir mengkategorikan hewan yang menyerang pasien. 268 kasus yang disebabkan ular, diikuti oleh 36 kasus tidak teridentifikasi, 24 kasus yang disebabkan anjing, 17 kasus yang disebabkan oleh kalajengking dan kucing, dan 3 kasus yang disebabkan oleh kera.
Kesimpulan: Jumlah angka serangan hewan cenderung menurun tiap tahunnya, dengan kelompok yang paling banyak yaitu laki-laki, usia 18-60 tahun. Keluhan yang paling banyak didapatkan yaitu nyeri pada lokasi gigitan dan hewan penyebab tersering adalah ular. Status kegawatan yang paling banyak yaitu P2.
Referensi
2. Cosme, Quilles., GM, Perez-Cardona, C. M., & FI, A. O. (2000). Descriptive study of animal attacks and bites in the municipality of San Juan, Puerto Rico, 1996-1998. Puerto Rico health sciences journal, 19(1), 39-47.
3. Eslamifar, A., Ramezani, A., RAZAGHI, A. M., Falahian, V., Mashayekhi, P., Hazrati, M., Aghakhani, A., (2008). Animal Bites in Tehran, Iran.
4. Johnson, T., Gaus, D., & Herrera, D. (2016). Emergency department of a rural hospital in Ecuador. Western Journal of Emergency Medicine, 17(1), 66.
5. Kassiri, H., Ebrahimi, A., & Lotfi, M. (2018). Animal bites: epidemiological considerations in the east of Ahvaz County, Southwestern Iran (2011-2013). Archives of Clinical Infectious Diseases, 13(5).
6. Kusmana, C., & Hikmat, A. (2015). Keanekaragaman hayati flora di Indonesia. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management), 5(2), 187-187
7. Supriatna, J. (2018). Konservasi Biodiversitas : Teori dan Praktik di Indonesia. Jakarta : Pustaka Obor
8. Woods, B. (2000). Beauty and the beast: preferences for animals in Australia. Journal of Tourism Studies, 11(2), 25-35.