Uji Diabetes secara Non-Invasif Berbasis Konsentrasi DNA Saliva
DOI:
https://doi.org/10.29303/jku.v6i2.1.240Kata Kunci:
Diabetes, Saliva, Konsentrasi DNA, Uji Non-Invasif.Abstrak
Latar belakang: Diabetes melitus merupakan suatu kelainan kompleks dari multisistem yang ditandai dengan adanya insufisiensi sekresi insulin secara relatif maupun absolut. Permasalahan saat ini berada pada monitoring diabetes melitus yang secara luas masih menggunakan jarum yang terkadang menyakitkan pada saat pengambilan darah. Dalam saliva ditemukan susunan bahan yang dapat dianalisis (DNA) yang dapat digunakan sebagai biomarker untuk translasi dan aplikasi klinis.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji kemungkinan penggunaan konsentrasi DNA saliva sebagai bahan uji non-invasif pada penderita diabetes melitus.
Metode: Penelitian ini merupakan studi komparatif. Sampel yang digunakan adalah saliva yang berasal dari 20 orang dan terbagi menjadi 2 kelompok. Kelompok orang dengan diabetes (D), dan kelompok orang normal/tanpa diabetes (N). Saliva yang terkumpul disentrifugasi dan diambil peletnya, Proses isolasi DNA dilakukan dengan tahapan Cell Lysis, DNA Binding, Pencucian, dan Elusi. Setelah didapatkan isolasi DNA dilakukan proses penghitungan konsentrasi DNA saliva dengan menggunakan spectrophotometer NanoDrop. Perbedaan konsentrasi DNA saliva diuji dengan uji Independent sample t test.
Hasil: Rerata konsentrasi DNA saliva pada D dan N masing-masing 30.12 ng/μl dan 11.61 ng/μl. Berdasarkan data tersebut, terlihat perbedan konsentrasi DNA saliva yang signifikan secara statistik ( p<0,05).
Simpulan: Konsentrasi DNA saliva pada orang dengan diabetes mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan konsentrasi DNA saliva pada orang tanpa diabetes, hal ini menunjukkan konsentrasi DNA saliva dapat digunakan sebagai bahan uji non-invasif pada penderita diabetes melitus.
Referensi
2. Ozougwu JC, Obimba KC, Belonwu CD, Unakalamba CB. The Pathogenesis and Pathophysiology of Type 1 and Type 2 Diabetes Melitus. Academic Journal. 2013;(4):44-57
3. Kumar J. Saliva – a Marker for the Diabetic: A Comparative Study of Healthy and the Diabetic Individuals. Indian J. Innovations Dev. 2012;(1): 2.
4. El-Wassef M, El-Saeed SM, El-Tokhy SE, et al. Oxidative DNA Damage In Patients with With Type 2 Diabetes Melitus. National Research Center, Cairo, Egypt. 2012
5. Chiappin S, Antonelli G, Gatti R, Palo EF. Saliva specimen: A new laboratory tool for diagnostic and basic investigation. Clinica Chimica Acta. 2007
6. Arunkumar, Burde KN, Shakuntala GK. Developments in diagnostic applications of saliva in oral and systemic diseases. Journal of Scientific and Innovative Research. 2014;(3):372-387.
7. Charvat H, Goto A, Goto M, Inoue M, et al. Impact of population aging on trends in diabetes prevalence: A metaâ€regression analysis of 160,000 Japanese adults. JDiabetes Investigation. 2015
8. Dahlan MS. Besar Sampel Dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Penerbit Salemba Medika. 2010. ISBN: 978-602-8570-36-7
9. Giacco F, Brownlee. Oxidative Stress and Diabetic Complications. American Heart Association Journal. 2010
10. Birben E, Sahiner UM, Sackesen C, Erzurum S, Kalayci O. Oxidative Stress and Antioxidant Defense. WAO Journal. 2012
11. Atamaniuk J, Vidotto C, Tschan H, Bachl N, Stuhlmeier KM, Muller MM. Increased Concentrations of Cell-Free Plasma DNA after Exhaustive Exercise. Clinical Chemistry.2004;(50):9