PERSEPSI DOSEN DAN MAHASISWA TERHADAP STRUKTUR KEGIATAN PEMBELAJARAN MAHASISWA TAHAP PROFESI DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
DOI:
https://doi.org/10.29303/jku.v9i1.402Kata Kunci:
struktur pembelajaran klinik, persepsi mahasiswa, persepsi dosenAbstrak
Latar belakang: Pendidikan kedokteran tahap profesi berlangsung dalam konteks pelayanan pasien yang sering kali kurang terstruktur dan tidak sistematis. Hal ini menyulitkan fakultas memantau capaian kegiatan. Untuk mengatasinya, fakultas perlu menyusun struktur inti kegiatan dengan tetap memberikan ruang untuk penyesuaian, namun sebelumnya perlu diketahui persepsi dosen dan mahasiswa terhadap struktur kegiatan pembelajaran tahap profesi yang sudah ada saat ini.
Metode: Studi ini bersifat deskriptif dan responden adalah dosen dan mahasiswa kedokteran tahap profesi. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang menilai persepsi mengenai kejelasan jadwal kegiatan pembelajaran, alokasi waktu dosen untuk kegiatan akademik dan pelayanan, alokasi waktu untuk berbagai kegiatan pembelajaran, metode penilaian yang digunakan dan fungsi penilaian, serta pemberian umpan balik.
Hasil: Dosen (N=21) menilai kejelasan jadwal kegiatan dan pembagian waktu antara kegiatan akademik dan pelayanan lebih positif (masing-masing 4.33±0.58 dan 4.00±0.71) dibandingkan mahasiswa (3.71±0.85 dan 3.73±0.92, N=48). Terdapat variasi dalam alokasi waktu mingguan untuk setiap kegiatan pembelajaran namun alokasi waktu terbesar digunakan untuk bedside teaching. Metode penilaian yang telah digunakan di seluruh bagian adalah Mini-CEX dan MCQ. Lebih banyak mahasiswa yang mempersepsikan bahwa Mini-CEX sebagai penilaian sumatif dibandingkan formatif. Mahasiswa menilai pemberian umpan balik oleh dosen cukup baik (mean 3.71 – 3.94 pada skala 1-5) meskipun 52.4% dosen menyatakan waktu pemberian umpan balik tidak tentu.
Kesimpulan: Struktur pembelajaran di banyak bagian klinik masih memerlukan perbaikan terutama terkait jadwal dan pembagian waktu dosen untuk akademik dan pelayanan. Penilaian di tahap profesi perlu lebih difokuskan pada fungsi formatif dibandingkan sumatif.
Referensi
2. Spencer J. Learning and teaching in clinical environment. In: Cantillon P, Hutchinson L, Wood D, editors. ABC of learning and teaching in medicine. London: BMJ Publishing Group; 2003. p. 25–8.
3. Sari DP, Susani YP. Revisi dan Implementasi Panduan Rotasi Klinik ( Logbook ) -Studi Kasus dalam Pendidikan Klinik di FK Universitas Mataram. J Kedokt. 2019;8(3):18–23.
4. Norcini J, Burch V. Workplace-based assessment as an educational tool: AMEE Guide No. 31. Med Teach. 2007;29(9–10):855–71.
5. Indriyani S, Wirawan I, Manfaati A, Sari DP, Susani YP, Suryani D, et al. Buku Kerja Harian (Logbook) Kepaniteraan Klinik Dokter Muda Ilmu Kesehatan Anak. Mataram: Fakultas Kedokteran Universitas Mataram; 2016.
6. Susani YP, Sari DP, Widiastuti IEA, Lestari R, Alaydrus M. Hubungan Antara Persepsi Mahasiswa Mengenai Kualitas Lingkungan Belajar, Jumlah Kasus, dan Umpan Balik Terhadap Pencapaian Kompetensi Mahasiswa Tahap Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Mataram; 2016.
7. Al-Kadri HM, Al-Kadi MT, Van Der Vleuten CPM. Workplace-based assessment and students’ approaches to learning: A qualitative inquiry. Med Teach. 2013;35(SUPPL. 1).
8. Richards ML, Paukert JL, Downing SM, Bordage G. Reliability and Usefulness of Clinical Encounter Cards for a Third-Year Surgical Clerkship. J Surg Res. 2007;140(1):139–48.
9. Ozuah PO, Reznik M, Greenberg L. Improving Medical Student Feedback With a Clinical Encounter Card. Ambul Pediatr. 2007;7(6):449–52.
10. Susani YP, Sari DP, Ayu I, Widiastuti E, Lestari R. Hubungan Antara Persepsi Mahasiswa Terhadap Lingkungan Belajar , Ketersediaan Kasus dan Umpan Balik terhadap Kompetensi Mahasiswa Tahap Profesi FK Unram. J Kedokt Unram. 2017;6(1):1–8.
11. Susani YP, Rizki M, Putro AW. Partisipasi dalam Pembelajaran Klinik : Apa yang menjadi dorongan dan hambatan ? J Kedokt Unram. 2018;7(1):11–4.
12. Sari DP. Meningkatkan Efektivitas Umpan Balik dalam Pendidikan Klinik. J Kedokt Unram. 2016;5(2):31–8.